Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Putrinya Terisolasi di Wuhan karena Virus Corona, Mantan Ketua KPU Sultra: Tidur Tak Nyenyak

Kompas.com - 27/01/2020, 11:08 WIB
Kiki Andi Pati,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

KENDARI, KOMPAS.com- Orangtua mahasiswi asal Kendari yang menempuh perkuliahan di Fakultas Kedokteran Hubey University, Kota Wuhan, Cina, Hidayatullah, mengaku cemas dengan kondisi anaknya, Yayu Indah Maharani (20).

Mantan Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sulawesi Tenggara (Sultra) periode 2013-2018  ini mengatakan, putri pertamanya itu sudah empat hari terisolasi di asrama kampus perguruan tinggi negeri di Kota Wuhan, Provinsi Hubey, China, sejak wabah virus corona menyebar di wilayah itu.

Anaknya itu, kata Hidayatullah, akan menjalani aktivitas perkuliahan semester pertama di Fakultas Kedokteran Hubey University pada Februari.

Baca juga: Cerita Mahasiswa Aceh Terisolasi di Wuhan karena Virus Corona Merebak, Mengurung Diri di Kamar

Hidayatullah menuturkan, Yayu sudah tiga bulan berada di Cina.

Yayu lolos di Kedokteran Hubey University melalui jalur umum.

Terakhir Hidayatullah berkomunikasi dengan Yayu pada Sabtu (25/1/2020) malam.

Meski dalam kondisi sehat, mahasiswa di sana khawatir dengan stok logistik yang hampir menipis.

Sebab, para mahasiswa dilarang keluar dari asrama dan pusat perbelanjaan ditutup.

"Alhamdulillah dalam keadaan sehat walafiat. Sudah empat hari, semenjak mulai gencar pemberitaan bahaya akibat dari virus corona ini, saya dan ibunya tidak bisa tidur nyenyak makan pun tidak enak. Kami terjaga di depan televisi, menunggu dan melakukan kontak setiap saat dengan pihak KBRI di Beijing serta perhimpunan mahasiswa di sana," kata Hidayatullah saat dihubungi via WhatApps, Senin (27/1/2020).

Tak hanya Yayu, Hidayatullah menyebut ada 10 mahasiswa asal Sultra yang juga menjalani perkuliahan di Fakultas Kedokteran Hubey di Kota Wuhan.

Di antaranya ada yang berasal dari Kabupaten Konawe Utara (Konut) yang menempuh kuliah jalur beasiswa.

"Mereka sekarang dilarang keluar dari asrama. Saat ini saya sementara fokus dan konsentrasi dengan KBRI di Beijing untuk selalu mengetahui perkembangan keadaan anak saya dan anak-anak Sultra lainnya yang menempuh pendidikan di Wuhan Provinsi Hubey tersebut," jelasnya.

Di tengah rasa kekhawatiran itu, ia bersama istri berharap Presiden Joko Widodo dapat mengambil kebijakan agar Yayu dan anak-anak Indonesia, khususnya yang berasal dari Sultra bisa dipulangkan terlebih dahulu ke tanah air.

Hidayatullah menambahkan, pukul 23.30 WITA, Minggu, ia sempat berkomunikasi dengan pihak KBRI di Beijing agar dapat memulangkan anaknya dan mahasiswa lain yang berasal dari Sultra.

Namun, karena semua bandara ditutup oleh pemerintah setempat, akhirnya ia pun hanya bisa berdoa untuk keselamatan anaknya.

"Kepada Presiden Jokowi untuk segera melakukan upaya sesegera mungkin agar memulangkan anak-anak kami agar bisa keluar dari Wuhan tersebut. Karena negara-negara lainnya sudah ada upaya memulangkan semua warga negara dan mahasiswa yang ada di Wuhan," pintanya.

Baca juga: Cegah Virus Corona, 19 Pintu Masuk Indonesia Diperketat, Ini Daftarnya

Dayat meminta jaminan kepada otoritas pemerintah China di Wuhan bersama pemerintah Indonesia agar Yayu dan teman-temannya terproteksi dan terhindar dari jangkauan virus corona.

"Anak-anak kami dalam situasi dan keadaan kritis kemanusiaan di Wuhan, maka membutuhkan perhatian kemanusiaan atau minimal doa buat mereka agar tetap terjaga, sehat, sabar dan dalam lindungan Allah SWT. Karena hanya doa yang kami butuhkan sembari meminta perhatian pemerintah Indonesia," ujar Hidayatullah.

Sevelumnya diberitakan, virus corona semakin menjadi. Bahkan, media sosial menyebut kota Wuhan, yang menjadi sumber asal virus corona sebagai kota Zombie.

Di Indonesia, sebelumnya ada beberapa orang diduga terjangkit virus corona, seperti tiga turis China dan Meksiko di Bali, satu warga Jambi, satu warga Jakarta, dan seorang turis China di Sorong.

Setelah dilakukan pemeriksaan mendalam, semuanya negatif mengidap virus corona Wuhan atau Novel coronavirul (2019-nCoV).

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com