Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengacara Sebut Penutupan PAUD Tempat Penitipan Balita Tanpa Kepala karena Tekanan Publik

Kompas.com - 24/01/2020, 22:00 WIB
David Oliver Purba

Editor

KOMPAS.com - Pengacara PAUD Jannatul Athfaal, Muhammad Japri mengatakan, penutupan PAUD dan kerja polisi seperti dalam tekanan publik dan keluarga.

Padahal banyak hal yang belum diungkap.

Seperti, kemana Yusuf Achmad Ghazali pergi, penyebab kematian, dan lainnya.

Karena tekanan dari orang-orang membuat yayasan terpojok.

"Kasihan yayasan tidak bersalah. Kasihan guru-guru yang bekerja untuk mencukupi kebutuhan keluarga terpaksa dihentikan. Ada 11 guru tak bekerja akibat PAUD itu ditutup," ujar Japri, saat dihubungi, Jumat (24/1/2020).

Baca juga: PAUD Tempat Penitipan Balita yang Tewas Tanpa Kepala di Samarinda Ditutup

Tekanan itu, kata Japri dilakukan secara masif baik dari pihak keluarga Yusuf maupun dari kelompok masyarakat lain.

Padahal proses hukum sedang berjalan.

"Menurut kami itu anarkis. Saya ingatkan semua tanggapi dengan dingin," kata Japri.

Meski demikian, penetapan tersangka terhadap dua kliennya secara formal hukum memenuhi unsur.

Karena PAUD dianggap lalai.

"Tapi, apakah benar murni kelalaian atau ada unsur lain. Kami akan gali ke sana," ujar Japri.

Sebelumnya diberitakan, dua pengasuh PAUD Jannatul Athfaal telah ditetapkan sebagai tersangka atas kasus Yusuf.

Mereka bernama Tri Supramayanti (52) dan Marlina (26).

Kedua pengasuh ini dinilai lalai oleh polisi karena luput mengawasi Yusuf.

Baca juga: Ahli Sebut Penetapan Tersangka 2 Pengasuh PAUD di Samarinda Sumir

Yusuf dinyatakan hilang saat dititip di PAUD tersebut, Jumat (22/11/2019).

Yusuf kemudian ditemukan dua pekan kemudian dalam kondisi tewas tanpa kepala, Minggu (8/12/2019) di lokasi berbeda yang berjarak empat kilometer dari PAUD.

Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Samarinda, Kalimantan Timur, akhirnya memutuskan untuk menutup PAUD Jannatul Athfaal Jalan Wahab Syahranie Samarinda, Kamis (23/1/2019). (Kontributor Samarinda, Zakarias Demon Daton)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com