Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pelaku Skimming BNI yang Bobol Lebih dari Rp 500 Juta: Diduga Beraksi dari Lokasi Berbeda, Gunakan Kartu Kloning

Kompas.com - 24/01/2020, 15:23 WIB
Pythag Kurniati

Editor

KOMPAS.com- Hingga Jumat (24/1/2020), sebanyak 123 nasabah korban kasus skimming BNI cabang Kendari melaporkan uang mereka raib secara misterius.

Pelaku skimming diduga merupakan sindikat dan tak hanya berada di satu wilayah Kendari saja. Mereka diperkirakan berada di lokasi berbeda.

Kepala Tim Sistem Pembayaran dan Pengelolaan Uang Rupiah Bank Indonesia (BI) Sulawesi Tenggara (Sultra) Irfan Farulian menduga, pelaku lebih dari satu orang.

Masing-masing diduga memiliki tugas hingga bisa membobol rekening ratusan nasabah.

Pelaku di Kendari, lanjut Irfan, diduga bertugas mencuri data-data nasabah.

Sedangkan pelaku lainnya, berada di luar Kendari dan bertugas menggandakan kartu yang digunakan untuk membobol rekening.

Kartu kloning tersebut berfungsi sama seperti kartu aslinya.

"Kartu kloning itu bisa digunakan untuk menarik dana di mesin ATM lain, bukan hanya di mesin ATM bank penerbit," kata dia.

Baca juga: Pelaku Skimming Warga Negara Malaysia Ditangkap di Makassar

123 nasabah, lebih dari Rp 500 juta

Ilustrasi uangSHUTTERSTOCK Ilustrasi uang

Pemimpin BNI Sulawesi Tenggara (Sultra) Muzakkir menjelaskan, hingga Jumat (24/1/2020) pihak BNI telah menerima aduan dari 123 nasabah.

Mereka mengaku kehilangan uang dengan laporan penarikan beberapa kali.

Jumlah penarikannya pun beragam, mulai dari ratusan hingga jutaan rupiah.

"Lebih dari Rp 500 juta uang nasabah kami kembalikan sebagai bentuk tanggung jawab. Kami di sini menerima pengaduan dan memproses semuanya sesuai dengan ketentuan yang ada,” katanya.

Meski demikian, ia masih akan berkoordinasi dengan kantor pusat BNI dan belum melaporkan masalah ini ke polisi.

Baca juga: WNA Turki Pelaku Skimming Ditangkap, Bobol Uang Nasabah Rp 1,8 Miliar

Pengakuan nasabah BNI

Ilustrasi mesin ATMThinkstock.com/uncle_daeng Ilustrasi mesin ATM

Salah satu nasabah BNI Kendari, Krisni mengaku uangnya sebesar Rp 5 juta tiba-tiba raib.

Krisni yang tadinya akan menarik uang, terkejut saat melihat saldo rekeningnya berkurang sebesar Rp 5 juta.

"Saya kaget pas cek saldo kenapa uangku hilang sampai Rp 5 juta," ungkapnya.

Berdasarkan penelusuran pihak BNI, tercatat ada penarikan antara tanggal 21 Januari hingga 22 Januari 2020.

Penarikan tersebut dilakukan pada dini hari atau pukul 01.00 Wita di dua ATM yaitu ATM BNI wilayah Puuwatu dan ATM di Jalan Chairil Anwar.

Penarikan uang tidak dilakukan sekaligus dengan nominal yang besar.

Namun dilakukan secara bertahap mulai dari Rp 500 ribu kemudian ditarik lagi Rp 700 ribu hingga totalnya mencapai Rp 5 juta.

Baca juga: Penjelasan Imigrasi Ngurah Rai Terkait Kaburnya Pelaku Skimming Rp 7 Triliun Buronan Amerika

Penarikan dari Semarang

Suci Maulidya nasabah BCA yang jadi korban skimming di BNI Kendari menunjukkan buku rekeningnyaKOMPAS.COM/KIKI ANDI PATI Suci Maulidya nasabah BCA yang jadi korban skimming di BNI Kendari menunjukkan buku rekeningnya

Skimming tidak hanya menimpa nasabah BNI. Namun juga nasabah BCA Suci Maulidya Estingrum yang sempat menarik uang melalui ATM BNI.

Awalnya, Suci menarik uang di ATM BNI di Jalan MT. Haryono Kendari.

Dua hari kemudian, saat akan melakukan transaksi, ia melihat saldo rekeningnya berkurang Rp 10 juta.

"Dalam laporan itu penarikannya dilakukan 4 kali. Setiap kali penarikan Rp2,5 juta," ungkapnya, Kamis (23/1/2020).

Berdasarkan laporan itu pula, diketahui penarikan dilakukan di ATM BNI Mall Citraland 1 Semarang.

Sumber: Kompas.com (Penulis : Kontributor Kendari, Kiki Andi Pati | Editor Khairina, Teuku Muhammad Valdy Arief, David Oliver Purba, Setyo Puji)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com