Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Bisa Identifikasi Kerangka Manusia di Rumah Kosong Bandung, Asal...

Kompas.com - 21/01/2020, 10:13 WIB
Agie Permadi,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Guna mengungkap identitas kerangka mayat manusia yang ditemukan menghuni sebuah rumah kosong Jalan Sukamenak Indah, Desa Sayati, Kecamatan Margahayu, Kabupaten Bandung, polisi harus mencari sample data pembanding untuk dicocokan dengan DNA korban.

Saat ini, polisi telah mengantongi data post mortem (data-data fisik korban yang di peroleh melalui personal identification setelah meninggal) melalui proses identifikasi yang dilakukan dokter forensik Rumah Sakit Bhayangkara Sartika Asih Bandung.

Kini, polisi tinggal menunggu data antem mortem (data-data fisik korban sebelum meninggal) yang akan didapatkan dari keluarga korban.

Hanya saja yang menjadi permasalahan saat ini, polisi belum mendapatkan satu pun laporan orang kehilangan.

Baca juga: Kerangka Manusia Ditemukan Duduk di Sofa, Tetangga: Harusnya Ada Lalat dan Bau

Meski begitu, saat ini polisi telah membuka hotline orang hilang, meminta warga yang merasa kehilangan keluarganya untuk segera menghubungi polisi.

Setelah nanti ada yang menghubungi, polisi akan menyeleksi masyarakat yang mengaku sebagai keluarga, sesuai atau mendekati dengan ciri-ciri korban saat ini.

Seperti diketahui, sebagian ciri yang telah disampaikan yakni berjenis kelamin laki-laki, berumur dewasa atau paruh baya, rentan waktu meninggal diperkirakan sejak 6-12 bulan lalu.

Adapun, tinggi badan, dan medis korban akan disimpan untuk kepentingan penyelidikan nantinya.

"Kita buka hotline yang bisa disampaikan ke masarakat untuk menyampaikan ciri-ciri nya sehingga tidak secara detail kita sampaikan cirinya disini nanti akan diseleksi yang mendekati ciri-ciri kita akan dalami untuk diambil sample dna nya," kata Kapolresta Bandung Kombes Hendra Kurniawan di Mapolresta Bandung, Selasa (21/1/2020).

Baca juga: [POPULER NUSANTARA] Identitas Kerangka Duduk di Sofa Terungkap | Selfie di Atas Jembatan Gantung Berujung Maut

Nantinya sample pembanding atau antem mortem dari keluarga ini akan diambil untuk dicocokan dengan DNA korban.

"Untuk memperoleh ciri seperti apa kalau perlu kita cocokan dengan sample DNA dari kerangka tersebut," ucap Hendra.

Sementara itu, Dokter Forensik RS Sartika Asih, Bandung, Nurul Aida Fathya menambahkan, kerangka manusia yang saat ini masih di RS Bahayakara Sartika Asih Bandung akan dibawa ke Pusat Forensik Laboratorium (Puslabfor) di Jakarta untuk dilakukan pemeriksaan DNA.

Untuk kemudian nantinya akan dicocokan dengan antem mortem dari korban dan orang terdekat korban seperti orang tua atau anak korban.

Baca juga: 5 Fakta Baru Kerangka Manusia Ditemukan Duduk di Sofa Rumah Kosong di Bandung

Namun, antem mortem ini baru bisa didapatkan setelah ada laporan dari keluarga. Nantinya bagi keluarga yang mengaku kehilangan dengan ciri-ciri yang ada, akan di cocokan dengan DNA yang mengaku keluarga tersebut.

"Nanti kalau ada yang merasa kehilangan akan kami cocokan. Nanti kerangka beberapa sample diambil untuk dikirim ke puslabfor guna pemeriksaan DNA," kata Nurul

Pencocokan antem mortem dan post mortem ini sangat akurat untuk mengidentifikasi identitas korban semasa hidupnya.

Nantinya, DNA korban dan keluarga korban dalam hal ini Anak korban atau orang tua korban akan dilihat kecocokannya.

Baca juga: Terungkap, Ini Jenis Kelamin Kerangka Manusia yang Ditemukan Duduk di Sofa Rumah Kosong di Bandung

"Ini akan lebih akurat akan tetapi harus dicari pembandingnya untuk data ketika dia masih hidup (antem mortem) sehingga disesuaikan dengan keluarga," imbuhnya.

Proses pencocokan antem mortem dan post mortem ini hanya membutuhan waktu dua Minggu samapi tiga minggu.

"Ambil sample cepat, kalau kecocokan memakan waktu dua sampai tiga minggu untuk pemeriksaanya. Kalau kerangka sudah dilakukan pemeriksaan dan kita punya data tinggal tunggu pembandingnya," jelas Hendra.

Namun, sayangnya sampai saat ini belum ada laporan kehilangan yang diterima polisi.

"Yang lama ini kan nunggu kalau ada yang melaporkan kehilangan keluargannya. Nanti di screening dari ciri fisik laporan ke polisi, seperti laki-laki, tinggi badan dan lainnya. Kalalu cocok dari fisik dulu baru pemeriksaan DNA," ucapnya.

Baca juga: Titik Terang Identitas Kerangka Manusia di Sofa Rumah Kosong Bandung: Pria Paruh Baya, Ras Asia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com