BENGKULU, KOMPAS.com - NC (26) pelaku kasus pencabulan 9 bocah si Kabupaten Kepahiang, Provinsi Bengkulu di hadapan polisi mengaku pernah menjadi korban serupa.
“Dulu saya juga pernah jadi korban, sekitar tahun 2009, saat saya baru ikut kursus di BLK Bengkulu,” kata NC saat ditanyai wartawan di Polres Kepahiang, Jumat (17/1/2020).
Ia mengaku mendapatkan kepuasan usai melakukan aksi bejatnya terhadap para korban.
Dari kondisi itulah pelaku mengaku merasa ketagihan.
"Ada kepuasan namun ada juga penyesalan," sebut pelaku.
Baca juga: Polisi Bekuk Pria yang Cabuli 9 Bocah Laki-laki di Kepahiang Bengkulu
Tidak saja menyodomi 9 korbannya, pelaku juga merekam setiap adegan yang dilakukan bersama para korbannya.
Hal tersebut dilakukan NC sebagai alasan untuk menjadikan video tersebut senjata ancaman pada para korban bila membongkar aksi bejat NC.
“Nggak ada maksud apa-apa. Saya hanya senang ketika merekamnya," katanya.
Baca juga: Guru Ancam Siswanya Sebar Video Pelecehan jika Tak Mau Layani Seks Menyimpang Pelaku
"Selain itu juga, sebagai senjata kalau mereka mengadu ke orang tua mereka, video ini akan saya sebarkan."
"Juga ketika saya meminta mereka melakukan hubungan ini, dan mereka menolak, maka saya akan ancam juga akan menyebarkan video ini,” bebernya.
Baca juga: Polisi Periksa 10 Saksi Terkait Ledakan Bom Rakitan di Bengkulu
Dalam melancarkan aksinya pelaku mengiming-imingi calon korban untuk belajar bermain kuda lumping.
Pelaku selama ini dikenal sebagai pawang seni dan budaya kuda lumping.
Sebelumnya diberitakan Kepolisian Resor Kepahiang, Provinsi Bengkulu, membekuk NC (26), warga Desa Tangsi Duren, Kabupaten Kepahiang, Kamis (18/1/2020).
Baca juga: Sodomi Muridnya, Guru Agama Diringkus Saat Hendak Kabur ke Malaysia
NC diduga melakukan tindakan asusila berupa sodomi terhadap 9 anak di bawah umur, Kamis (18/1/2020).
Aksi tersebut terungkap saat korban melaporkan kejadian pada pihak keluarga.
Pihak keluarga lalu melaporkan ke polisi.
Baca juga: Paksa 2 Siswa SMP Lakukan Perbuatan Asusila, Pedagang Kolor Ditangkap Polisi
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.