MEDAN, KOMPAS.com – Sekitar 80 persen bencana yang terjadi di wilayah Provinsi Sumut tahun 2019 merupakan bencana hidrometeorologi seperti puting beliung, tanah longsor, dan banjir.
Salah satu wilayah yang terdampak banjir yakni Kota Medan.
Untuk mengatasi banjir di Medan, Pemprov Sumut melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sumut mencanangkan gerakan sejuta Biopori, penanaman vetiver (tanaman pencegah longsor), dan penataan model tanaman penghijauan.
Pencanangan ini dipandang sangat relevan dan dibutuhkan.
“Pencanangan Sejuta Biopori membantu menyerap dan menyimpan air di dalam tanah. Salah satu upaya yang bisa kita lakukan untuk mencegah banjir di masa depan. Dengan demikian, cita-cita mewujudkan Medan Bebas Banjir di 2022 bisa terwujud,” kata Gubernur Sumut Edy Rahmayadi di kantor BPBD, Jalan Medan-Binjai, Jumat (17/1/2020).
Baca juga: Istri Hakim PN Medan Mengaku Diselingkuhi, Anak Korban: Kesannya Adem-Adem Saja
Edy mengimbau seluruh pemerintah kabupaten dan kota khususnya Kota Medan dan sekitar ikut menyukseskan gerakan ini. Bisa dimulai dari rumah-rumah.
Begitu pula dengan budidaya tanaman vetiver di daerah-daerah rawan longsor, karena tanaman sudah diimbau oleh Presiden Jokowi untuk dibudidayakan.
Tak lupa untuk menjaga kebersihan dan bertanggung jawab terhadap sampah masing-masing.
"Sampah rumah tangga dikelola dengan benar, dimulai dari rumah. Menerapkan prinsip 3R yakni reuse, reduce, recycle," ucapnya.
Kepala BPBD Sumut Riadil Akhir Lubis menjelaskan, biopori merupakan lubang resapan berupa pipa berdiameter 10 sampai 30 sentimeter yang ditanam tegak lurus ke dalam tanah.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan