Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 18/12/2019, 07:10 WIB
Labib Zamani,
Khairina

Tim Redaksi

SOLO, KOMPAS.com - Penggagas lukisan mural tokoh nasional Indonesia, Sardono W Kusumo (74), memiliki cerita tersendiri dengan mural wajah mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti yang dibuatnya bersama muralis Solo di tembok rumah toko (ruko) di kawasan Jalan Slamet Riyadi, Solo, Jawa Tengah.

Mural biasa dibuat identik dengan perlawanan, di tempat yang sepi, dan ekstrem. Sebaliknya, mural wajah Susi dibuat di tengah perkotaan dan dilihat banyak orang.

Menurut Sardono, dipilihnya lukisan mural wajah Susi karena menarik sebagai figur.

Baca juga: 5 Tempat Ikonik untuk Melihat Mural di Kota Solo

Terlepas dari kebijakan yang fenomenal dengan penenggelaman kapalnya, Susi merupakan pejabat pemerintah yang hanya lulusan SMP.

Sebagai seorang perempuan, Susi merupakan sosok yang pemberani. Kebijakannya yang mungkin banyak "perlawanan", Susi tetap konsisten dengan pendiriannya yang selalu menenggelamkan kapal asing pencuri ikan.

"Dia mewakili mayoritas dari kita yang pendidikannya kurang. Tetapi pendidikan formal tidak menjadi ukuran tentang sebuah prestasi kreatif itu," kata Sardono kepada Kompas.com di Solo, Jawa Tengah, Senin (16/12/2019).

Lukisan mural wajah Susi dibuat pada 2017. Sejak mural itu dibuat Susi sudah dua kali mendatangi mural tersebut.

Pertama, Susi datang pada September 2017. Susi tidak menyia-nyiakan kunjungannya itu dengan berswafoto di wajah mural dirinya.

Baca juga: Wagub Sulsel Minta Pesawat Milik Susi Pudjiastuti Beroperasi di Toraja dan Selayar

Kunjungan kedua pada 12 Desember 2019. Kali ini Susi datang tidak sendirian. Susi turut ditemani oleh tiga orang cucu. Bahkan, Susi mengajak ketiga cucunya itu untuk berswafoto di depan lukisan mural wajahnya.

Menurut Sardono, kunjungan kedua Susi bersama cucunya tersebut karena kangen dengan lukisan mural dirinya.

Di samping itu, kata Sardono, Susi ingin menunjukkan mural dirinya tersebut kepada keluarga.

"Saya lihat kelihatan senang. Lucunya itu ada salah satu cucu Ibu Susi yang posisi fotonya tepat di mulutnya Ibu Susi. Terus kakaknya bilang 'Eh nanti kamu dimakan kepalamu'," kata seniman kawakan Indonesia itu sambil tertawa.

Sardono yang juga seorang koreografer menyatakan, lukisan mural wajah Susi tersebut akan tetap diabadikan di tembok itu dan tidak ingin mengganti dengan mural lainnya.

Sebab, mural itu telah memberikan pesan tersendiri kepada masyarakat tentang keberanian sosok Susi.

"Mural ini mewakili suara publik. Ibu Susi ini kita jadikan inspirasi mitologis. Dan, menjadi dongeng yang tidak pernah selesai," ungkap pria kelahiran Solo, 6 Maret 1945, ini.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Berikan Alat Pemadaman Baru, Mbak Ita Minta Damkar Tingkatkan Pelayanan

Berikan Alat Pemadaman Baru, Mbak Ita Minta Damkar Tingkatkan Pelayanan

Regional
Salurkan Beasiswa Rp 693 Juta untuk Mahasiswa, Syamsuar: SDM Penting Dipersiapkan

Salurkan Beasiswa Rp 693 Juta untuk Mahasiswa, Syamsuar: SDM Penting Dipersiapkan

Regional
DPRKP Banten Ubah 109,42 Hektar Kawasan Kumuh Jadi Perumahan Rakyat Layak Huni

DPRKP Banten Ubah 109,42 Hektar Kawasan Kumuh Jadi Perumahan Rakyat Layak Huni

Regional
GNPIP Diresmikan, Pemprov Riau Tanam Ribuan Cabai untuk Kendalikan Inflasi

GNPIP Diresmikan, Pemprov Riau Tanam Ribuan Cabai untuk Kendalikan Inflasi

Regional
Indeks Infrastruktur Kalbar Meningkat, Anggota DPR Syarif Abdullah Dorong Pembangunan Lebih Merata

Indeks Infrastruktur Kalbar Meningkat, Anggota DPR Syarif Abdullah Dorong Pembangunan Lebih Merata

Regional
Inovasi Faspol 5.0 Milik Warga Banjarnegara Berhasil Masuk Nominasi IGA 2023

Inovasi Faspol 5.0 Milik Warga Banjarnegara Berhasil Masuk Nominasi IGA 2023

Regional
Jaga Ketahanan Pangan di Semarang, Mbak Ita Luncurkan Program Perdu Semerbak

Jaga Ketahanan Pangan di Semarang, Mbak Ita Luncurkan Program Perdu Semerbak

Regional
Salurkan Rp 6,4 Triliun untuk 7.719 Desa, Khofifah: Demi Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat

Salurkan Rp 6,4 Triliun untuk 7.719 Desa, Khofifah: Demi Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat

Regional
Didoakan Jusuf Kalla Jadi Gubernur, Bang Zaki: Saya Konsentrasi Kerja di Jakarta

Didoakan Jusuf Kalla Jadi Gubernur, Bang Zaki: Saya Konsentrasi Kerja di Jakarta

Regional
Lantik 5 Pj Bupati dan Walkot, Gubernur Sulut Minta Mereka Jaga Integritas dan Tak Lupa Diri

Lantik 5 Pj Bupati dan Walkot, Gubernur Sulut Minta Mereka Jaga Integritas dan Tak Lupa Diri

Regional
Ikuti Verifikasi KKS, Bupati Kediri Paparkan Upaya Peningkatan Kesehatan Masyarakat

Ikuti Verifikasi KKS, Bupati Kediri Paparkan Upaya Peningkatan Kesehatan Masyarakat

Regional
Kediri Dholo KOM Challenge 2023 Diikuti Peserta Mancanegara, Mas Dhito Dukung agar Jadi Event Tahunan

Kediri Dholo KOM Challenge 2023 Diikuti Peserta Mancanegara, Mas Dhito Dukung agar Jadi Event Tahunan

Regional
Bersama Membangun Pulau Rempang

Bersama Membangun Pulau Rempang

Regional
Pemkot Medan Jalankan Pembangunan Infrastrukur, Bobby: Insya Allah Hasilnya Bermanfaat bagi Masyarakat

Pemkot Medan Jalankan Pembangunan Infrastrukur, Bobby: Insya Allah Hasilnya Bermanfaat bagi Masyarakat

Regional
Memahami Kereta Cepat Whoosh Lewat Tahu Bandung

Memahami Kereta Cepat Whoosh Lewat Tahu Bandung

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com