Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Dita Tampung Ratusan Kucing Telantar, Dicibir hingga Rela Rogoh Kocek Sendiri

Kompas.com - 18/12/2019, 05:55 WIB
Afdhalul Ikhsan,
Khairina

Tim Redaksi

Alasannya, ingin membantu menambah biaya perawatan kucing yang semakin hari makin naik.

Pasalnya, tak jarang keluarga harus merogoh kocek sendiri untuk biaya merawat jika sumbangan para donatur kurang.

Dita menyebut, setiap hari kucing-kucing itu mendapat vitamin dan vaksinasi yang bekerja sama dengan dokter hewan.

Tak ayal, kucing-kucing tersebut terlihat sehat dan gizinya terpenuhi.

Namun, tak sedikit pula terdapat sejumlah kucing yang masih sakit dan harus dirawat di halaman belakang itu.

"Suntik iya, vaksin juga iya,berobat iya tapi daya tahan tubuh kucing itu enggak bisa diprediksi beda dengan manusia gitu," ujarnya.

Ia bercerita, beberapa waktu lalu menolong kucing yang telinganya putus karena tersangkut kawat.

Belum lagi temuan kucing yang kakinya pincang sehingga perlu perawatan ekstra.

"Yang ini (telinganya) karena terjepit kawat di jalanan," ucap ibu tiga anak ini sembari menunjuk kucing warna kuning.

 

Dititipi kucing

Siang itu, Minggu (15/12/2019), Dita tiba-tiba kedatangan keluarga kecil asal Bogor yang hendak menitipkan sejumlah kucingnya.

Sedikitnya, ada 17 kucing yang diserahkan untuk diurus dan dirawat di Rumah Kucing Parung tersebut.

Syaratnya, membuat nota perjanjian di atas materai dan memberikan biaya donasi sterilisasi sebesar Rp 250 ribu. Sterilisasi itu dilakukan untuk menekan angka populasi kucing.

"Totalnya ada 8, bayinya 9 kalau ini masih remaja (Mike) jadi kalau saya (keluarga) memang pencinta binatang," ucap pria berinisial BW (42) sembari menyerahkan kucing-kucingnya kepada Dita.

Suasana di rumah itu pun mendadak haru, diiringi isak tangis anak dan istri BW karena tak tega melepaskan kucing kesayangan mereka.

Alasan keluarga itu, karena ada keluhan dari mertua mereka mengenai populasi kucing.

Peningkatan jumlah kucing di rumah keluarganya akan mengkhawatirkan kondisi ekonomi.

Terlebih, sang suami tak punya pekerjaan sehingga kemungkinannya tidak akan sanggup mengurus kucing.

"Sudah ya (jangan nangis) pulang yuk biarin tenang (kucingnya), nanti bisa lihat lagi ke sini," sahut BW sambil membujuk anak dan istrinya yang sejak awal menangis sejadi-jadinya.

"Mari Bu (Dita) saya pamit terimakasih banyak," timpalnya beranjak pergi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com