Kecurigaan Bambang, setelah dia bersama tim relawan menyusuri saluran drainase dari titik PAUD ke lokasi penemuan jasad yang diduga anaknya.
Di sepanjang lokasi itu ditemukan ada dua titik teralis besi penyaring sampah yang terpasang.
Sehingga, ia yakin jenasah bocah yang di parit itu bukan anaknya. Sebab, kalau pun terbawa arus, tidak mungkin tubuh anaknya bisa menembus teralis besi tersebut.
"Botol air mineral saja nyangkut, apalagi anak saya sebesar itu," kata dia.
Baca juga: Kecurigaan Orangtua Murid PAUD yang Tak Yakin Anaknya Hilang Terpeleset ke Parit
Seorang warga di Kampung Mano-Nancang, Kelurahan Mandosawu, Manggarai Timur, Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT), Martinus Adat (64) mengalami tunanetra sejak lahir.
Di tengah keterbatasannya, Martinus masih tetap setia merawat istri dan anaknya yang menderita gangguan jiwa.
Untuk menyambung hidupnya, Martinus dan keluarga mengharapkan belas kasihan orang lain.
"Untuk menghidupkan keluarga, saya menerima beras dari tetangga atau keluarga, atau orang yang memiliki kecukupan saat berkunjung ke rumah. Hidup kami atas belas kasihan tetangga dan orang yang selalu mengunjungi rumah kami," ujar Martinus, Jumat (13/12/2019).
Baca juga: Kisah Tunanetra Merawat Anak dan Istri Gangguan Jiwa, Berharap Belas Kasihan dari Tetangga
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Bandung meminta Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung mengkaji kontrak kerjasama dengan PT Sartonia Agung dalam proyek pembangunan Rumah Deret Tamansari.
Pasalnya, PT Sartonia Agung masuk dalam daftar hitam aktif. Terhitung sejak 31 Juli 2018 hingga 31 Juli 2020.
Karena itu, evaluasi diperlukan agar PT Sartonia Agung tidak mengulangi kesalahan sebelumnya.
"Yang dibangun ini adalah gedung untuk masyarakat. Kenyamanan dan keamanan perlu diperhatikan. Bayangkan kalau asal asalan dan tidak sesuai aturan, ini bahaya," kata Anggota Komisi A Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Bandung, Aan Andi Purnama.
Baca juga: Kontraktor Pembangunan Rumah Deret Tamansari Ternyata Masuk Daftar Hitam