Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Desa Pancasila, Mendes: Sulit Ditiru Iya, tapi Bukan Berarti Tidak Bisa

Kompas.com - 06/12/2019, 16:24 WIB
Hamzah Arfah,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

LAMONGAN, KOMPAS.com - Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (PDTT) Abdul Halim Iskandar mengaku, terkesan dengan kehidupan toleransi antar umat beragama yang cukup kuat di Desa Balun, Kecamatan Turi, Lamongan, Jawa Timur.

Politisi asal Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini menilai, apa yang ada di Desa Balun atau yang akrab dikenal dengan sebutan Desa Pancasila, seharusnya dapat menjadi panutan dan ditiru desa maupun wilayah-wilayah lain di Indonesia.

Karena keberagaman, seharusnya tidak menjadi masalah dalam menjalin kerukunan bermasyarakat.

Baca juga: Belajar Hidup Toleransi dari Desa Pancasila di Lamongan

"Itu (kerukunan di Desa Balun) bisa dijadikan salah satu prototipe. Karena begini, tadi Pak Bupati dawuh (sempat bercerita) memang sulit ditiru, tapi bukan berarti tidak bisa," kata Halim, di sela agenda kunjungan di Lamongan, Jumat (6/12/2019).

Halim menilai, hal tersebut justru menjadi tantangan bagi masyarakat di Indonesia pada saat ini, untuk bagaimana dapat menciptakan kerukunan bermasyarakat meski berbeda keyakinan.

"Sulit ditiru iya, tapi bukan berarti tidak bisa. Kalau dulu nenek moyang bisa, kenapa kita enggak bisa?" ujar dia.

"Bisa saja mungkin dirintis hari ini, (namun baru) dirasakan oleh anak-cucu seratus tahun mendatang. Mudah-mudahan itu menjadi legalisinya nenek moyang yang hari ini milenial misalnya, sehingga itu menjadi salah satu prototipe desa surga yang memiliki hubungan sosial yang sangat bagus," harap Halim.

Baca juga: Kagum dengan Toleransi Warganya, Menteri Desa Sampai Sebut Daerah Ini Prototipe Desa Surga

Mantan Ketua DPRD Jawa Timur 2014-2019 ini juga melihat, jika Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) yang ada di Desa Balun sudah berjalan dengan baik.

Dengan tidak menutup kemungkinan dikembangkan sebagai destinasi wisata.

Sebab, selain adanya masjid, gereja, dan pura yang berada dalam satu lokasi tidak berjauhan, juga ada makam Mbah Tawangalun III yang kerap dikunjungi orang.

"Tadi BUMDes, saya rasa sudah bagus sih, dan bisa jadi tujuan desa wisata juga," tutur dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com