Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warung Mak Eha yang Melegenda: Pelanggannya Mulai Orang Belanda, Keluarga Soekarno hingga Artis

Kompas.com - 04/12/2019, 09:55 WIB
Reni Susanti,
Farid Assifa

Tim Redaksi

“Tapi kalau sekarang nggak boleh ngutang. Minta boleh, ngutang jangan,” tuturnya.

Menapaki kenangan

Meski Mak Eha menyebut saat ini pengunjungnya berkurang, namun secara kasat mata, pengunjung warung ini masih membeludak.

Salah satu alasannya adalah kenangan. Sebab memasuki Pasar Cihapit dan mencicipi makanan Mak Eha bagi banyak orang seperti menapaki kenangan.

Tak heran jika ada turis Belanda yang tiba-tiba makan di sini untuk mengenang masa lalu. Ada pula orang-orang yang kini tinggal di berbagai negara sengaja makan di sini.

“Banyak yang suka reunian di sini,” tutur ibu dari 7 anak tersebut.

Salah satu pengunjung, Sukma (48) mengatakan, sejak kecil sering dibawa ibunya membeli makanan di warung ini.

Karena itu, jika ia kangen sang ibu yang sudah tiada, salah satu tempat yang dikunjungi adalah Warung Mak Eha.

“Rasa masakan Mak Eha itu selalu sama. Selalu cinta sama masakannya Mak Eha,” imbuhnya.

Mengenai kualitas makanan, almarhum Bondan Winarno pernah mengulasnya di Kompas.com beberapa tahun lalu.

“Mak Eha fully in charge. Ia bagaikan seorang matriach yang menjadi pusat dari semua kegiatan di warungnya,” kata Bondan.

Dengan punggung jari-jarinya ia menyentuh makanan-makanan yang disajikan untuk menguji suhu masing-masing. Bila perkedel sudah dingin, ia segera memerintahkan pegawannya agar menggoreng perkedel baru.

Ketika salah seorang pembantunya mengulek sambal, ia datang untuk mencicipi. Lalu menambahkan sedikit garam untuk menyeimbangkan cita rasanya.

“Mak Eha melakukan quality control secara terus-menerus terhadap masakannya. Mungkin itulah kiat sukses usahanya selama puluhan tahun ini,” tutur Bondan.

Warung Mak Eha buka setiap hari. Bagi yang tidak ingin kehabisan, datanglah sebelum jam 13.00 WIB.

Selain disajikan makanan lezat, pengunjung juga akan disuguhi pemandangan zaman dulu di warung ini. Mulai dari alat masak yang digunakan hingga foto lama Soekarno dan beberapa pahlawan yang terpajang di salah satu dinding warung.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com