Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tekan Kasus Bunuh Diri, DPRD Gunungkidul Anggarkan Rp 1,8 Miliar

Kompas.com - 27/11/2019, 18:34 WIB
Markus Yuwono,
Dony Aprian

Tim Redaksi

YOGYAKARTA,KOMPAS.com - Tingginya kasus bunuh diri di Kabupaten Gunungkidul menjadi permasalahan serius untuk ditangani.

DPRD bersama Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gunungkidul menyepakati anggaran Rp 1,8 miliar untuk penanggulangan kasus tersebut.

"Untuk anggaran di APBD 2020 kami memplot sekitar Rp 1,8 milliar untuk penanggulangan bunuh diri, nantinya anggaran itu untuk sosialisasi ke masyarakat secara masif hingga tingkat RT," kata Ketua DPRD Gunungkidul, Endah Subekti Kuntariningsih, Rabu (27/11/2019).

Baca juga: Pilot Wings Air Bunuh Diri, Polisi Dalami Surat Sanksi dari Perusahaan 

Menurut dia, sosialisasi nantinya akan menyasar kepada mereka yang pernah mengalami kekerasan dalam rumah tangga, punya permasalahan hidup, dan lansia.

"Dinas Kesehatan, dan LSM yang memiliki modul terkait penanggulangan bunuh diri termasuk kita menghimbau untuk peduli kepada masyarakat yang rentan bunuh diri," kata Politisi PDI Perjuangan itu. 

Salah seorang anggota LSM Imaji Sigit Purnomo atau dikenal Wage Dagsinarga mengaku penanggulangan kasus bunuh diri harus dilakukan secara matif dan membutuhkan upaya yang panjang.

Baca juga: Surat Wasiat Turis Belanda, Bunuh Diri di Bali karena Pacar Pergi dan Uang Dicuri

Dia mengaku, jika dilihat angka setiap tahun sejak 20 tahun terakhir, terdapat 30 orang melakukan bunuh diri.

"Kami menyambut baik penganggaran ini. Namun ada catatan dimana persoalan sosial itu harus digarap terus menerus. Perlu upaya panjang, tidak bisa satu tahun selesai. Persoalan bunuh diri disini itu sudah meregenerasi," katanya. 

Selain itu, lanjut dia, upaya sosialisasi harus diupayakan memilih orang yang tepat. Jangan sampai orang atau petugas yang melakukan sosialisasi kepada masyarakat tidak mengetahui persoalan yang ada.

"Kalau sosialisasi tidak memahami permasalahannya malah blunder," kata Sigit. 

Menurut dia, penyebab dari bunuh diri kebanyakan bukan ditimbulkan dari kesehatan namun kebanyakan adalah dari kehidupan sosial.

Sigit menjelaskan risiko bunuh diri berdasarkan kesehatan yakni lansia hidup sendiri, orang dengan gangguan jiwa, dan orang mengidap penyakit yang tidak kunjung sembuh.

 

"Perlu gerakan bersama-sama, seperti penanggulangan penyakit malaria misalnya. Harapan saya biar tolong disiapkan satgas diberikan kompeten jangan diberikan sudah mempunyai tugas. Nanti tidak fokus," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com