UNGARAN, KOMPAS.com - Senin, 18 November 2019, menjadi salah satu hari yang paling menyeramkan dalam hidup Tarmini.
Hari itu, menjelang magrib, nenek berusia 70-an itu hanya seorang diri berdiam di rumahnya yang terletak di Dusun Krisik, Desa Kedungringin, Kecamatan Suruh, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.
Saat itu, angin puting beliung menerjang gubuknya.
Tarmini yang sudah renta tak kuasa menyelamatkan diri.
Rumah yang dijadikan tempat berlindung ambruk diterpa angin kencang.
Mbah Tarmini tertimpa kayu di bagian punggung serta kakinya.
Baca juga: Masyarakat Adat Rejang Luncurkan Buku Pengetahuan Pengobatan
Anak Mbah Tarmini, Kartini, menceritakan saat kejadian angin puting beliung terjadi.
Pada saat itu, beberapa rumah warga, terutama di bagian atapnya rusak.
Selain genteng, atap-atap yang terbuat dari asbes juga beterbangan.
Bahkan, beberapa asbes sampai terbawa angin hingga ke lain desa.
"Saat itu tidak mendung, tapi langsung hujan sekitar satu jam. Tapi angin yang semula kecil, tiba-tiba bergulung dan membesar, mengenai rumah-rumah, dan rumah Ibu yang terbuat dari kayu dan gedek langsung ambruk," kata Kartini, Minggu (24/11/2019).
Kartini selama ini tinggal di Lasem, Rembang.
Dia langsung pulang ke rumah Tarmini, setelah mengetahui Ibunya tertimpa musibah.
Saat ini, Tarmini hanya tergolek lemah di kasur yang berada di bagian dapur rumah saudaranya.
"Sebetulnya pas hujan itu, Ibu sudah diajak menyingkir dan berlindung di rumah saudara. Tapi tidak mau, alasannya, meski rumahnya jelek tapi tetap harus dijaga," kata Kartini.