“Pertama lega sekali perasaan, tapi di samping itu saya sudah di usia lanjut, tapi perasaan itu senang,” katanya ketika ditemui di rumahnya, di Kelurahan Wameo, Kecamatan Batupoaro, Kota Baubau, Senin (18/11/2019) siang.
Meskipun usia yang tak mudah lagi, ia tidak minder dan malu menjalani kuliah dalam satu kelas bersama anak mahasiswa dengan umur terpaut jauh darinya.
Bahkan, dosen yang selama ini mengajarinya merupakan anak didiknya waktu SMP.
“Memang saya gurunya, tapi saya menjaga wibawa mereka. Jadi dalam dialog ala kadarnya saja supaya teman mahasiswa yang muda tidak ada pikiran yang tidak sehat,” ujarnya.
Baca juga: Kisah Kakek Diwisuda pada Usia 85 Tahun, Murid Saat di SMP Jadi Dosen di Kelas hingga Raih IPK 3,5
Kapolda Sumatera Utara (Sumut) Irjen Agus Andrianto mengatakan, setelah bom bunuh diri yang terjadi di Polrestabes Medan, pihaknya terus melakukan pengembangan hingga akhirnya berhasil menangkap 23 tersangka teroris yang berkaitan dengan aksi di Polretabes Medan.
Dua di antaranya menyerahkan diri ke Polsek Hamparan Pera, Deli Serdang, Minggu (17/11/2019).
Agus mengatakan, 23 tersangka teroris yang telah ditahan ternyata berlatih kuda dan memanah di Kabupaten Tanah Karo.
"Sebelumnya mereka latihan juga di daerah Tanah Karo," kata Agus.
Agus juga mengaku heran dengan pelatihan yang dilakukan jaringan teroris bom bunuh diri di Medan karena pola pelatihannya seperti zaman batu.
Baca juga: Kasus Bom Medan 23 Tersangka Diamankan, Kapolda Sumut: Latihannya seperti Zaman Batu
Sumber: KOMPAS.com (Irwan Nugraha, Fadlan Mukhtar Zain, Farida Farhan, Defrianto Neke | Editor: Dony Aprian, Aprilia Ika, Khairina, Robertus Belarminus dan Rachmawati)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.