Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 19/11/2019, 05:36 WIB
Fadlan Mukhtar Zain,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

CILACAP, KOMPAS.com - SM (57), ibu dari FHA (18), remaja keterbelakangan mental yang jasadnya ditemukan terkubur di pekarangan samping rumah, dahulu dikenal sebagai seorang guru.

Hal itu disampaikan oleh Daryono (50), warga yang rumahnya tidak jauh dari lokasi penemuan mayat FHA.

Ia mengatakan, dahulu SM diketahui bekerja sebagai guru Bahasa Inggris di salah satu SMP swasta di Kroya.

"Dulu guru bahasa inggris, sekitar tahun 1990-an, tapi sudah berhenti lama. Kalau tidak salah sejak berpisah dengan suaminya," kata Daryono saat ditemui, Senin (18/11/2019) sore.

Daryono mengatakan, selepas tidak menjadi guru, SM diduga mengalami depresi.

Semenjak itu, SM bersama anaknya FHA mengandalkan bantuan dari para tetangga untuk kehidupan sehari-hari.

Baca juga: Remaja Keterbelakangan Mental Ditemukan Tewas Terkubur di Pekarangan Rumahnya

"Itu yang biasa ngasih makanan Bu Nani, dia yang sering ke situ. Kalau orang laki-laki enggak pernah masuk ke rumah situ," ujar Subiantoro (62), warga lainnya.

Jadi tukang pijat

Namun belakangan, kata Gufron (31), tetangga yang lain, SM dikenal sebagai tukang pijat. Setiap hari ada orang yang datang ke rumah untuk pijat.

"Biasanya mijat, di belakang rumah. Setiap sore ada orang yang datang pijat, yang pijat itu malah orang-orang jauh, kalau tetangga sini malah takut," ujar Gufron.

Diberitakan sebelumnya, jasad FHA (18) ditemukan dalam kondisi mengenaskan di pekarangan samping rumahnya. 

Jasad korban ditemukan terkubur dalam lubang sedalam kurang lebih 50 centimeter.

Jasad korban ditemukan dalam kondisi meringkuk terbungkus plastik transparan.

Polisi masih melakukan penyelidikan untuk memastikan penyebab tewasnya korban. Hingga saat ini SM belum dapat dimintai keterangan oleh polisi.

Baca juga: Ibu Remaja Keterbelakangan Mental yang Jasadnya Terkubur di Pekarangan Rumah Diduga Alami Depresi

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di 'Rumah' yang Sama...

Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di "Rumah" yang Sama...

Regional
Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com