KOMPAS.com - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil atau akrab disapa Kang Emil, akhirnya angkat bicara terkait polemik proyek kolam renang pribadi senilai Rp 1,5 miliar di rumah dinasnya.
Emil menjelaskan, kolam renang tersebut untuk membantu proses terapi kaki kirinya yang cedera.
Penjelasan itu menampik anggapan yang telah beredar di masyarakat jika proyek itu telah menghambur-hamburkan uang negara.
Berikut ini fakta lengkapnya:
Emil segera membantah proyek kolam renang tersebut bersifat menghamburkan uang negara. Alasannya, semua fasilitas yang dibangun sudah sesuai kebutuhan.
"Jadi tujuannya itu, pertama tidak menghambur-hamburkan uang negara sesuai kebutuhan. Kedua yang namanya urusan Pakuan akan berlangsung setiap tahun karena ini bangunan bersejarah yang harus dirawat disempurnakan," tambahnya.
Seperti diketahui, akhir-akhir ini proyek kolam renang di rumah dinas Ridwan menjadi sorotan. Proyek kolam renang pribadi senilai Rp 1,5 miliar di rumah dinasnya ( Gedung Pakuan).
Pria yang akrab disapa Emil itu beralasan, fasilitas kolam renang itu dibuat untuk proses terapi kaki kirinya yang cedera.
Baca juga: Penjelasan Lengkap Ridwan Kamil soal Kolam Renang Rp 1,5 Miliar
Proyek kolam renang pribadi senilai Rp 1,5 miliar di rumah dinasnya (Gedung Pakuan).
Pria yang akrab disapa Emil itu beralasan, fasilitas kolam renang itu dibuat untuk proses terapi kaki kirinya yang cedera.
"Jadi penambahan fasilitas olahraga itu sesuai kebutuhan, kebutuhannya sangat nyata, kaki saya cedera yang kiri. Dokter menyarankan supaya tetap fit, sebagai gubernur Jabar, tidak boleh lagi berolahraga yang sifatnya impact seperti lari atau loncat-loncat, harus terapi dengan namanya berenang. Maka dalam rutinitas masterplan perbaikan yang namanya Pakuan saya arahkan dan setujui membuat kolam yang tidak terlalu besar," tutur Emil seusai rapat paripurna di gedung DPRD Jabar, Jalan Diponegoro, Jumat (15/11/2019).
Baca juga: 3 Anaknya Jadi Terduga Teroris Bom Medan, Rudi: Kalian Harus Tanggung Jawab
Selain masalah cedera kaki, Ridwan mengatakan, proyek revitalisasi Gedung Pakuan wajar dilakukan mengingat hampir 20 tahun gedung bersejarah itu tak dipermak.
Terlebih lagi, menurut Ridwan, bangunan tua itu sudah berusia hampir 200 tahun. Ukarannya pun besar, seluas 2,3 hektar.
Penambahan fasilitas pun lumrah dilakukan, seperti yang pernah dibangun oleh beberapa gubernur sebelumnya.
"Gubernur berikutnya membangun gedung olahraga, saking besarnya, di zona olahraga itu ada lapangan tenis, lapangan basket, dan lain sebagainya. Ada juga Pak Aher membuat dulu macam-macam. Sudah 20 tahun tidak ada yang namanya renovasi, yang ada hanya perawatan saja," paparnya.
Baca juga: Ini Alasan Ada Kolam Renang di Rumah Dinas Ridwan Kamil
Ilustrasi anggaran
Ridwan mengaku tak mengetahui detail nilai proyek kolam renang yang mencapai Rp 1,5 miliar.
"Saya enggak hafal detailnya karena mata anggaran yang ada di Pakuan itu banyak. Kalau mau detail, tanya kontraktornya. Kan anggarannya itu ada buat ngaspal, perbaikan, jadi anggaran itu satu, tapi kegiatannya banyak di dalamnya. Dari banyak itu salah satunya membuat kolam," jelasnya.
Baca juga: DPRD Jabar: Kolam Renang Rp 1,5 Miliar di Rumdin Ridwan Kamil Menyakiti Masyarakat
Sementara itu, seorang pengamat politik yang juga direktur Indo Strategi, Arif Nurul Iman menilai, pembangunan kolam renang pribadi Gubernur Jawa Barat itu menjadi preseden buruk.
Selain itu, proyek tersebut mencerminkan politik anggaran yang tidak memiliki sensitivitas terhadap rakyat.
Menurut Arif, persoalan masyarakat Jawa Barat masih menumpuk seperti kemiskinan, pendidikan dan infrastruktur.
"Artinya, anggaran yang dibuat untuk kolam renang pribadi seharusnya bisa diperuntukkan untuk membiayai persoalan-persoalan tersebut. Ini menandakan politik anggaran belum bisa sepenuhnya untuk kepentingan publik, melainkan juga untuk memenuhi hasrat kepentingan elite," kata Arief kepada Kompas.com, Jumat (15/11/2019).
Baca juga: Soal Kolam Renang Ridwan Kamil, Pengamat: DPRD Jabar Jangan Hanya Jadi Tukang Stempel
(Penulis: Kontributor Bandung, Dendi Ramdhani | Editor: Farid Assifa)
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.