CIANJUR, KOMPAS.com – Jajaran Polres Cianjur, Jawa Barat menggandeng santri pondok pesantren dalam kampanye perang melawan hoaks.
Empat orang santri didapuk sebagai Duta Humas Polres Cianjur. Tugasnya mengajak masyarakat terutama kalangan santri dan remaja agar senantiasa bijak bermedia sosial.
Paur Humas Polres Cianjur, Ipda Budi Setiayuda mengatakan, saat ini informasi bohong atau berita hoaks marak dijagat maya.
“ Santri dan pelajar tentunya perlu terus diedukasi mengenai hal ini agar mereka sebagai generasi milenial tidak mudah termakan kabar hoaks,” kata Budi di sela kegiatan roadshow di Pesantren Tanwiriyyah Cianjur, Selasa (12/11/2019).
Baca juga: Polri Masih Deteksi Hoaks dan Konten Provokasi terkait Papua, tapi Jumlahnya Menurun
Budi menegaskan, informasi hoaks yang disebarkan melalui lini masa tak hanya bisa menyesatkan opini publik, namun juga bisa berdampak pada situasi dan kondisi sosial yang ada.
“Hati-hati juga jika ingin mengunggah informasi, jika tidak jelas sumbernya, sebaiknya jangan. Karena jika informasi yang diunggah ke lini masa itu ternyata hoaks apalagi mengandung unsur SARA, hate speech atau ujaran kebencian maka akan tersandung UU ITE,” tutur Budi.
Di kesempatan itu, pihaknya menjelaskan cara mewaspadai informasi atau berita hoaks di media sosial berdasarkan ciri-cirinya.
“Kalau ada informasi ada kata-kata ‘sebarkan’ atau ’viralkan’ dan ajakan sejenisnya, apalagi penuh huruf besar dan tanda seru, waspadai, kemungkinan besar itu (informasi) hoaks,” kata dia.
Selain itu, jika mendapatkan informasi atau berita tautan, maka perlu ditelusuri asal link dari sumber berita tersebut.
“Jika beritanya sama sekali beda atau link-nya sudah tidak aktif, dipastikan informasi itu tidak bisa dipertanggungjawabkan alias hoaks," ujarnya.
Baca juga: Tangkal Hoaks dan Fitnah, Tim Sukses Jokowi Libatkan Kiai Kampung
Pihaknya pun mengajak santri untuk senantiasa mengecek informasi atau berita berdasarkan sumbernya, apalagi kabar tersebut berisi informasi yang "sensitif".