Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Korban Penipuan Mobil Murah di Bandung Diduga Capai 350 Orang, Ini Faktanya

Kompas.com - 07/11/2019, 17:12 WIB
Michael Hangga Wismabrata

Editor

KOMPAS.com - Kasus penipuan yang diduga dilakukan perusahaan Akudigital Indonesia atau Akumobil di Bandung, Jawa Barat, terus didalami oleh polisi.

Kasus tersebut terungkap setelah sejumlah konsumen tak kunjung mendapatkan mobil yang telah disepakati.

Lalu, beberapa waktu lalu, mereka mendatangi showroom Akumobil untuk menagih janji perusahaan.

Seperti diketahui, modus penipuan itu sendiri yakni menawarkan mobil dengan harga Rp 50 juta-Rp 59 juta per unit, padahal harga pasaran merek mobil tersebut hingga Rp 150 juta.

Dalam kasus ini, polisi telah mengamankan tujuh orang pegawai Akumobil terdiri dari direktur dan staf untuk dilakukan pemeriksaan.

Setelah itu, polisi menetapkan Dirut Akumobil telah menjadi tersangka.

Baca fakta lengkapnya berikut ini:

1. Modus penipuan yang diduga dilakukan Akumobil

Dari hasil penyelidikan polisi, modus penipuan itu yakni menawarkan mobil dengan harga Rp 50 juta-Rp 59 juta per unit. Sejatinya, harga pasaran merek mobil tersebut hingga Rp 150 juta.

"Mobil yang ditawarkan itu berupa Mobilio, Ayla, Calya, kemudian akan diberikan satu setengah bulan kerja berarti sekitar dua bulan," kata Kepala Satuan Reserse Kriminal Polrestabes Bandung AKBP M Rifai di Mapolrestabes Bandung, Jalan Jawa, Kota Bandung, Kamis (7/11/2019).

Baca juga: Penipuan Akumobil: Ayla, Calya hingga Mobilio Dijual Rp 50 Juta-Rp 59 Juta

2. Polisi gandeng PPATK, lacak dana Rp 35 miliar

Polisi gandeng Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) guna menyelidiki aliran dana konsumen yang diraup dari penjualan mobil murah Akumobil, yakni sekitar Rp 35 miliar.

"Kita lagi dalami perputaran uang itu akan kita dalami yang jelas dana ini akan kita minta dari PPATK," kata M Rifai.

Proses penelusuran aliran dana konsumen Akumobil ini masih dilakukan sampai saat ini.

"Masih kita trace (telusuri) tentang dana nasabah yang terkumpul lari ke mana, kita masih trace lagi jadi kita mohon waktu untuk kita cari aset dana yang sudah digunakan oleh tersangka," kata Rifai.

Baca juga: Ungkap Aliran Dana Korban Penipuan Akumobil Rp 35 Miliar, Polisi Gandeng PPATK

3. Diduga 350 orang jadi korban, polisi buka posko

Polrestabes Bandung membuka posko pengaduan korban Akumobil perusahaan jasa penjualan mobil murah di Bandung.

"Kita buka posko, silakan bagi korban agar melaporkan di posko kami agar kami data siapa saja yang jadi korban. Sementara sampai hari ini ada sekitar 350 orang mendaftar sebagai korban," katanya, Selasa (5/11/2019).

Dari seluruh korban yang mendaftar di posko tersebut, kerugian yang terdata sementara mencapai puluhan miliaran rupiah.

"Sekitar 35 miliar," ungkapnya.

Baca juga: Kasus Penipuan Mobil Murah Akumobil, Dirut Ditetapkan Tersangka hingga 350 Orang Jadi Korban

4. Dua tiga bulan mobil yang dipesan tak kunjung datang

Setelah mengamankan tujuh orang pegawai Akumobil, termasuk direktur perusahaan, polisi menjelaskan, saat itu sejumlah konsumen menggeruduk kantor Akumobil yang berada di Jalan Sadakeling, Kota Bandung.

Mereka memprotes perusahaan tersebut lantaran kendaraan yang dibelinya tak kunjung datang.

"Mereka protes karena dua tiga bulan kendaraan tak kunjung ada," kata M Rifai.

Baca juga: Cerita di Balik Rektor Berusia 27 Tahun, Risa Santoso, Pernah Jadi Staf Kepresidenan

(Penulis: Kontributor Bandung, Agie Permadi | Editor: Aprillia Ika, Candra Setia Budi)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com