"Rencana mau datangkan crane, cuma agak lama karena akses masuk desa yang jauh dan rusak jalannya."
Baca juga: Kekeringan di Trenggalek Meluas, 60 Desa Kesulitan Air Bersih
Kepala Desa Jambangan, Karyadi, menyampaikan, sebelum ambrol, kondisi jembatan diketahui sudah mengalami keretakan di sejumlah titik.
Oleh sebab itu, pemerintah desa mengalokasikan dana perbaikan jembatan tersebut pada APBDes tahun 2020 dengan dana desa.
Sejak awal dibangun, truk bermuatan berat memang dilarang melintas jembatan, hanya motor, mobil dan truk bermuatan ringan saja yang bebas mengakses.
"Beban truk yang membawa 8.000 liter air bersih merobohkan konstruksi jembatan," kata Karyadi.
"Sebenarnya ada akses jalan lain, namun saat ini dicor. Sopir truk tak tahu dan nyelonong saja melintasi jembatan. Beruntung tak ada korban jiwa."
Baca juga: Kesaksian Sopir Saat Truk Terguling ke Lubang Galian Proyek Underpass Kentungan
Tak berfungsinya jembatan penghubung antardesa tersebut kini mengharuskan warga memutar menempuh perjalanan hingga lima belas kilometer untuk menuju perkotaan.
"Ya sekarang harus memutar lima belas kilometer," ujar Siswoyo (43), warga Desa Jambangan.
"Truk bermuatan besar memang dilarang masuk selama ini. Saat kejadian, pas sepi-sepinya sehingga tak ada yang mengingatkan," lanjutnya.
Kapolsek Geyer AKP Sugiyanto mengatakan, kasus ambruknya jembatan masih didalami oleh kepolisian.
Meski demikian, Sugiyanto menyebut jika sopir truk melintasi jembatan karena mengikuti arahan dan petunjuk dari pemesan air, Jasmin, warga Desa Jambangan.
Baca juga: Jembatan Ambruk Saat Warga Heboh Selfie dengan Penyanyi Dangdut, Mereka Pun Jatuh...
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.