Salin Artikel

Jembatan Tiba-tiba Ambruk, Truk Tangki Air Pesanan Warga Terjun ke Sungai

Sontak, ambruknya jembatan dari beton tersebut diikuti juga dengan jatuhnya truk yang mengangkut 8.000 liter air bersih tersebut ke dasar sungai yang mengering.

Berdasarkan pantauan Kompas.com di lokasi kejadian, Kamis (7/11/2019), truk bernopol K 2567 SP itu masih belum bisa dievakuasi. 

Sebab, lokasinya kejadian berada di pelosok dengan akses jalan yang kurang memadai.

Posisi truk berwarna kuning itu terguling ke sisi kiri di dasar sungai yang tandus akibat kemarau panjang itu.

Badan truk mengalami kerusakan ringan dan berada di bawah jembatan swadaya masyarakat tersebut.

Tak ada korban jiwa dalam insiden terjunnya truk di kedalaman 4 meter tersebut.

Hanya saja, jembatan yang dibangun pada 2005 melalui swadaya masyarakat itu sudah tak bisa dilalui.

Jembatan terlihat hancur, patah di lima titik lokasi. Sebanyak enam tiang penyangga jembatan di sisi kanan dan kiri remuk.

Cerita sopir lolos dari maut

Hingga saat ini sopir truk, Sutrisno (48) yang hanya menderita luka lecet itu masih berupaya berkoordinasi dengan pihak terkait untuk mengangkat truk keluar dari dasar sungai.

Warga Kecamatan Penawangan itu pun mengaku baru pertama kali ini melintasi perdesaan itu lantaran mengantar droping air pesanan warga Desa Jambangan.

Dia pun menceritakan kejadian naas yang menimpanya sembari menunggui truk milik bos-nya tersebut. 

"Saya enggak hapal daerah sini, saya hanya mengirim pesanan air," katanya. 

"Sebetulnya saya mau lewat jalan lain, tapi karena sedang dicor, saya pun lewat jembatan ini."

"Enggak tahunya saat melintas tiba-tiba terdengar bunyi braaakkk braakk braaakkk dan saya terguling ke bawah."

"Rencana mau datangkan crane, cuma agak lama karena akses masuk desa yang jauh dan rusak jalannya." 

Kondisi jembatan sudah rusak

Kepala Desa Jambangan, Karyadi, menyampaikan, sebelum ambrol, kondisi jembatan diketahui sudah mengalami keretakan di sejumlah titik. 

Oleh sebab itu, pemerintah desa mengalokasikan dana perbaikan jembatan tersebut pada APBDes tahun 2020 dengan dana desa. 

Sejak awal dibangun, truk bermuatan berat memang dilarang melintas jembatan, hanya motor, mobil dan truk bermuatan ringan saja yang bebas mengakses.

"Beban truk yang membawa 8.000 liter air bersih merobohkan konstruksi jembatan," kata Karyadi. 

"Sebenarnya ada akses jalan lain, namun saat ini dicor. Sopir truk tak tahu dan nyelonong saja melintasi jembatan. Beruntung tak ada korban jiwa." 

Warga harus memutar 15 km

Tak berfungsinya jembatan penghubung antardesa tersebut kini mengharuskan warga memutar menempuh perjalanan hingga lima belas kilometer untuk menuju perkotaan. 

"Ya sekarang harus memutar lima belas kilometer," ujar Siswoyo (43), warga Desa Jambangan.

"Truk bermuatan besar memang dilarang masuk selama ini. Saat kejadian, pas sepi-sepinya sehingga tak ada yang mengingatkan," lanjutnya.  

Kapolsek Geyer AKP Sugiyanto mengatakan, kasus ambruknya jembatan masih didalami oleh kepolisian.

Meski demikian, Sugiyanto menyebut jika sopir truk melintasi jembatan karena mengikuti arahan dan petunjuk dari pemesan air, Jasmin, warga Desa Jambangan.

https://regional.kompas.com/read/2019/11/07/15555931/jembatan-tiba-tiba-ambruk-truk-tangki-air-pesanan-warga-terjun-ke-sungai

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke