Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alami Gizi Buruk, 2 Bocah di Maumere Butuh Perhatian Pemerintah

Kompas.com - 04/11/2019, 09:26 WIB
Nansianus Taris,
Dony Aprian

Tim Redaksi

MAUMERE, KOMPAS.com - Alfaris Yosin (12) dan Rivaldus Rival (10), dua bocah kakak beradik asal Kampung Namangjawa, Desa Namangkewa, Kecamatan Kewapante, Kabupaten Sikka, Flores, NTT sudah bertahun-tahun hanya berbaring di atas tempat tidur karena mengalami lumpuh. 

Tidak hanya mengalami lumpuh, Alfaris dan Rival juga mengalami gizi buruk

Selain tak bisa berjalan, kondisi tubuh Alfaris maupun Rival sangat kurus hanya tulang berbalut kulit. Tulang wajah kedua anak ini tampak menonjol. Begitu pun tulang kaki dan tangan.

"Kalau Aris mengerti kalau ada orang datang. Kami omong dia paham hanya dia tidak bisa bicara. Hanya tersenyum kecil atau tertawa. Sedangkan Rival tidak mengerti apa yang orang lain bicarakan," ucap Elisabet Ensi mama angkat dari Alfaris dan Rival kepada Kompas.com, Minggu (3/11/2019).

Baca juga: Bocah Penderita Gizi Buruk Meninggal Dunia di Tenda Pengungsian Korban Gempa Maluku

Elisabet menambahkan, jika sudah masuk waktu makan siang, ia akan membangunkan Alfaris dan Rival untuk makan dengansayur seadanya. 

Jika ia sedang bekerja, kata dia, kedua anaknya itu hanya menghabiskan waktu terbaring di tempat tidur. 

"Dulu ada kursi roda untuk mereka berdua. Hanya sekarang sudah rusak. Jadi mereka tidur di saja setiap harinya. Kalau mau mandi dan WC baru saya gendong bawa keluar rumah," tutur mama Elisabet. 

Dia menceritakan, Alfaris dan Rival adalah anak dari kakak kandungnya Aloisius Stefanus dan Hendrika Koja. Saat Alosius Stefanus ditinggal pergi sang istri, Hendrika Koja, dirinya mengalami gangguan mental atau depresi. Sehingga, ia memilih untuk mengambil kedua anak tersebut dan merawatnya di rumah sebagai anaknya. 

Elisabet sendiri mempunyai 3 orang anak dengan seorang suami yang berprofesi sebagai penjual ikan. Dengan penghasilan seadanya dari penjualan ikan keliling, ia tidak bisa memberikan asupan gizi yang cukup kepada Alfaris dan Rival. 

Meski demikian, ia berusaha untuk memberikan makanan yang bergizi bagi Alfaris dan Rival. Keterbatasan dana tak menjadi halangan untuk rutin memberikan asupan makanan yang bergizi. 

"Kalau mendapatkan makanan yang bergizi, mereka berdua bisa bersuara bahkan panggil mama juga bisa. Juga bisa omong minta makan. Kalau dikasih makanan bergizi dan diurut, berat badan mereka dua bisa naik," tutur Elisabet.

Melihat kondisi kedua anak angkatnya itu, Elisabet mengharapkan adanya bantuan pemerintah agar kedua anaknya mendapatkan asupan gizi yang layak.

"Aris mendapatkan kartu PKH, sedangkan Rival tidak mendapatkan bantuan dari pemerintah," pungkasnya.

 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com