Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Suyati Rawat Ibu dan Anak yang Lumpuh, Tak Mampu Beli Pembalut hingga Berharap Belas Kasih Tetangga

Kompas.com - 17/10/2019, 09:30 WIB
Sukoco,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

Karena jauh dari rumah sakit, Suyati hanya membawa anaknya diperiksa ke mantri yang lebih dekat dengan kediaman mereka.

Mesti sempat disuntik, tapi demam Rini semakin tinggi dan membuat pertumbuhannya menjadi terhambat.

Sejak saat itu tubuh Rini seperti tak memiliki otot untuk menyangga tubuhnya.

Namun, Suyati dengan sabar merawat anaknya hingga tumbuh dewasa.

“Sehari harinya ya hanya nonton tv di kamar," ujar Suyati.

Rini cukup memahami keadaan perekonomian ibunya yang menjanda. Tak ada permintaan yang aneh-aneh.

Meski dengan bahasa yang lebih mirip merintih, sebenarnya ada beberapa permintaan dari putrinya itu.

Namun, karena tak punya uang Suyati tak bisa mengabulkan permintaan itu.

“Untuk pembalut aja saya tidak bisa belikan. Jadi ya begitu saja, kalau ada kotor dicuci,” ucapnya.

Berharap bantuan tetangga.

Merawat dua orang yang lumpuh merupakan tugas yang cukup berat bagi Suyati. Apalagi jika harus bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup.

Dulu Suyati bekerja serabutan dengan menjadi buruh tani. Namun, sejak  sakit pinggang, Suyati kini hanya berharap pada pemberian kakak Rini yang sudah menikah dan pemberian dari tetangga untuk memenuhi kebutuhan makan kedua orang yang dicintainya.

“ Karena pikun ibu kadang minta makan sampai tujuh kali. Kalau tidak dikasih terika-teriak,” ujar dia.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com