Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Silfi Berjuang Melawan Kanker Tulang, Kaki Diamputasi hingga Ingin Sekolah Lagi

Kompas.com - 09/10/2019, 14:54 WIB
Moh. SyafiĆ­,
Khairina

Tim Redaksi

MOJOKERTO, KOMPAS.com - Pada Desember 2018, Silfi Qumairoh (14), gadis asal Mojokerto Jawa Timur, terjatuh saat beraktivitas di sekolah.

Meski tak ada luka ataupun lecet akibat terjatuh, bocah yang kala itu duduk di kelas I SMP merasakan sakit di lutut kaki bagian kanan.

Dari hari ke hari, rasa sakit di lututnya tak juga hilang. Lutut kanannya bahkan membengkak sebesar bola sepak.

Rasa sakit berkepanjangan dirasakan Silfi meski telah dibawa berobat ke sejumlah tempat, baik medis maupun nonmedis.

Baca juga: Tidak ke Sekolah sejak September 2017 karena Kanker Tulang, Ossy Didoakan Segera Sembuh

Putri pertama pasangan Faizun Laili Agustin (32) dan Mohammad Gozali (37) tersebut beberapa kali berobat di Puskesmas Sooko, Kabupaten Mojokerto, sebelum dirujuk ke RSI Sakinah.

Dari RSI Sakinah, Kabupaten Mojokerto, Silfi dirujuk ke RS dr Soetomo Surabaya. Oleh tim dokter, Silfi didiagnosis mengidap kanker tulang.

"Tidak sekolah mulai kelas I semester akhir. Anaknya tidak kuat untuk sekolah," ungkap Gozali, ayah Silfi, saat ditemui Kompas.com di rumahnya, Rabu (9/10/2019).

Pasangan Faizun Laili Agustin dan Mohammad Gozali bersama dua anaknya tinggal di sebuah rumah sederhana berukuran 8 x 5 meter.

Rumah keluarga ini berada di Dusun Kedungmaling, Desa Kedungmaling, RT 10 RW 4, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto.

Baca juga: Derita Kanker Tulang hingga Tak Bisa Jalan, Ketty Tulis Puisi Secercah Harapan

Adapun Silfi menempuh pendidikan formal di SMP Terpadu Darul Dakwah. Sekolah itu berada tidak jauh dari rumahnya.

Gozali menuturkan, setelah divonis terkena kanker tulang, Silfi menjalani kemoterapi di RS dr Soetomo.

Setelah menjalani kemoterapi, kondisinya tak kunjung membaik. Kaki kanan gadis itu akhirnya diamputasi.

"Operasinya tanggal 29 September (2019). Masuk rumah sakit (RS dr Soetomo) tanggal 22, pulangnya tanggal 4 (Oktober) kemarin," kata Gozali yang bekerja sebagai buruh bangunan.

Kaki kanan Silfi diamputasi hingga pangkal paha. Saat Kompas.com mengunjungi rumahnya, gadis kelahiran 13 Mei 2005 hanya bisa terbaring di atas ranjang.

"Kamis besok kami ke Surabaya lagi, kontrol setelah dioperasi (amputasi)," kata Faizun Laili Agustin.

Ingin segera sekolah

Laili menuturkan, putri pertamanya itu berharap bisa sekolah. Menjelang akhir kelas I, Silfi tidak lagi sekolah karena sakit yang dideritanya.

"Harapan dia bisa segera sekolah. Anaknya enggak minta yang aneh-aneh, hanya minta bisa sekolah," ujar dia.

Menurut Laili, secara mental anaknya sudah siap dengan kondisinya saat ini. Silfi juga menyadari kakinya harus diamputasi agar kesehatannya bisa terus dijaga.

"Anaknya tidak apa-apa. Malah dulu pas waktu mau diamputasi, anaknya ikut ngenyang (negosiasi) bagian yang diamputasi," kata Laili.

Setelah kakinya diamputasi, Laili menyebut kondisi Silfi kian membaik. Namun, rasa nyeri kadang masih dirasakan anaknya.

"Katanya kadang-kadang terasa nyeri di bagian bekas amputasi. Tapi dibanding dulu, sekarang lebih baik," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com