Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masjid Syuhada Gelar Musik Jazz, Dengungkan Kerukunan Lintas Agama dan Etnis

Kompas.com - 09/10/2019, 06:01 WIB
Wijaya Kusuma,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Masjid Syuhada Yogyakarta mengelar pertunjukan musik Jazz dalam rangka Milad ke-67.

Melalui pertunjukan musik Jazz ini pula, Masjid Syuhada mengemakan kerukunan lintas agama baik di kawasan Kotabaru maupun seluruh Yogyakarta.

Acara dalam rangka Masjid Syuhada Yogyarta diawali dengan kirab bergodo prajurit. Setelah itu dilanjutkan dengan lantunan ayat suci Al-Quran.

Tak hanya itu, jalan di depan masjid juga dipenuhi dengan berbagai stand kuliner yang bisa dinikmati oleh siaapun yang hadir.

Baca juga: Potret Kerukunan Beragama di Maumere, Orang Muda Katolik Ikut Jaga Shalat Id

"Saya kira ini pertama kali di Yogya, sebuah perhelatan Jazz yang diadakan oleh sebuah masjid," ujar Ketua Panitia "Syuhada Jazz 2019", Firdaus saat ditemui Kompas.com, Selasa (08/10/2019).

Musik adalah bahasa universal dan media dakwah

Firdaus menyampaikan ide ini awalnya dari warta jazz dan beberapa komunitas kebudayaan. Mereka menggandeng Masjid Syuhada sebagai penyelenggara sekaligus untuk memeriahkan Milad ke-67.

Musik lanjutnya adalah bahasa yang universal dan mudah diterima oleh siapapun.

Musik juga bisa menjadi media untuk berdakwah.

"Berdakwah dengan musik itu sesuai dengan harmoni yang universal. Jadi disini berdakwah dengan musik ya ada, berdakwah dengn kajian agama juga ada," ucapnya.

Disampaikanya, pihaknya juga melibatkan berbagai komunitas yang beragam, baik agama, maupun etnis. Semua menjadi satu terlibat dalam menyelenggarakan kegiatan Syuhada Jazz 2019.

"Di sini ada Gereja HKBP dan Gereja Katolik Kotabaru kita menyambung silahturahmi kembali. Menjaga hubungan baik antara masjid dan gereja Katolik dan Kristen," tandasnya.

Baca juga: Potret Kerukunan dalam Buka Puasa Bersama di Wihara Dharma Bakti

Sejarah Masjid Syuhada

Dijelaskannya, Masjid Syuhada merupakan salah satu masjid bersejarah di Yogyakarta.

Masjid peninggalan Presiden Soekarno ini terdapat simbol-simbol yang nasionalis dalam bangunanya.

"Kita berusaha menjadikan Masjid Syuhada sebagai masjid pemersatu, baik umat Islam sendiri maupun bagi umat yang nonMuslim," tandasnya.

Sementara itu, Romo Paroki Kotabaru Maharsono Probho SJ yang turut hadir mengapresiasi dan menyambut gembira digelarnya Syuhada Jazz 2019 dalam rangka Milad Masjid Syuhada ke-67.

"Sangat bagus. Dengan acara dalam rangka Milad ini semakin mempererat dan kesempatan yang baik untuk Kita saling bersilahturahmi," ucapnya.

Baca juga: Kisah Banser dan Gusdurian Beri Kejutan 9 Tumpeng di HUT Gereja Santa Theresia Majenang

Harmonis dan sejuk

Maharsono Probho SJ menuturkan di Kotabaru ada tiga tempat ibadah yang jaraknya berdekatan yakni Masjid, Gereja Katolik, dan Gereja Kristen.

Hubungan antara umat baik Islam, Katolik maupun Kristen di Kotabaru terjalin harmonis.

Saat acara ulang tahun Gereja Kotabaru, dari Masjid Syuhada juga hadir. Bahkan pada saat perayaan 17 Agustus juga dengan Gereja Keristen HKBP, Masjid Syuhada dan Gereja Katolik Kotabaru.

"Saya mengalami hubunganya sangat sejuk. Kondisi sosial masyarakat di sini beragam dan iklim yang kami rasakan sejuk," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com