Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menteri Susi: Tiga, Dua, Satu, Tenggelamkan!

Kompas.com - 06/10/2019, 19:29 WIB
Farid Assifa,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

PONTIANAK, KOMPAS.com - Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti memimpin langsung penenggelaman kapal di perairan Tanjung Datuk, Pontianak, Kalimantan Barat, Minggu (6/10/2019).

Berdasarkan pengamatan Kompas.com, dengan menggunakan pengeras suara, Menteri Susi berdiri di atas kapal KP Kasturi sambul memberi aba-aba untuk menenggelamkan kapal.

"Tiga, dua, satu, tenggelamkan!" teriak Susi yang saat itu mengenakan kemeja putih dan berkacamata hitam.

Baca juga: Menteri Susi: 20 Oktober Saya Berakhir, Menarik Melihat Setelahnya...

Kapal-kapal hasil tangkapan dari 2016 hingga 2019 itu pun perlahan-lahan tenggelam. Butuh waktu sekitar lima jam untuk menenggelamkan kapal.

Kepada wartawan, Susi menjelaskan total kapal yang ditenggelamkan di Pontianak pada Hari Minggu ini sebanyak 21 unit.

Terdiri dari tiga kapal di Sambas dan sisanya 18 kapal di sekitar perairan Pontianak dan Tanjung Datuk.

Menurut Susi, tiga kapal ditenggelamkan di Sambas karena tidak bisa ditarik lagi. Kemudian di perairan Tanjung Datuk tujuh kapal dan di jalan menuju perairan Tanjung Datuk sebanyak sembilan kapal.

Sisanya, satu kapal ditenggelamkan di kolam pelabuhan.

"Jadi totalnya 21 kapal kan ya," kata Susi.

Susi mengatakan, kapal-kapal yang ditenggelamkan itu merupakan hasil tangkapan sejak 2016 hingga 2019.

Kapal tersebut sudah melalui proses hukum dan statusnya inkrah.

Susi menyebutkan, total kapal yang ditenggelamkan sebenarnya 42 unit. Setelah 21 kapal ditenggelamkan di Sambas dan Perairan Tanjung Datuk, sisanya, 21 unit akan ditenggelamkan di Natuna, Batam dan Belalawan, pada Senin (7/10/2019) besok.

Salah satu kapal yang ditenggelamkan di perairan Tanjung Datuk, Kalimantan Barat, Minggu (6/10/2019).KOMPAS.com/ FARID ASSIFA Salah satu kapal yang ditenggelamkan di perairan Tanjung Datuk, Kalimantan Barat, Minggu (6/10/2019).
Kepala Korpolairud Baharkam Polri Irjen Pol Zulkarnain yang hadir pada acara itu menambahkan, penenggelaman kapal dilakukan dengan melubangi kapal dan kemudian diberi pemberat agar proses penenggelaman berjalan cepat.

"Butuh waktu sekitar lima jam agar kapal itu benar-benar tenggelam," ujar dia.

Penenggelaman kapal tidak dilakukan dengan cara diledakkan. Hal itu demi menjaga ekosistem laut.

Sementara itu, Plt Direktur Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan Agus Suherman mengatakan, kapal-kapal yang ditenggelamkan berasal dari Vietnam, Thailand dan negara-negara terdekat lainnya.

Baca juga: Menteri Susi: 15 Tahun Lalu Kita Berenang di Danau Toba Tenang-tenang Saja, Sekarang...

 

Namun mayoritas adalah kapal dari Vietnam.

"Kapal-kapal itu terbukti mencuri ikan di perairan kita," ujar Agus.

Ia menyebutkan, selama Menteri Kelautan dan Perikanan dijabat Susi Pudjiastuti, sebanyak 558 kapal sudah ditenggelamkan.

Agus menyebutkan, selama ini ribuan kapal dari negara asing sudah memasuki perairan Indonesia secara ilegal.

Selain mencuri ikan, mereka juga menyelundupkan narkoba, mengambil satwa yang dilindungi, dan memakai bahan bakar minyak (BBM) subsidi dari Indonesia.

"Jadi dari penenggelaman kapal ini, nilai aset Indonesia yang berhasil diselamatkan sebanyak ratusan triliun rupiah," kata Agus.

Selain Menteri Susi Pudjiastuti dan Kepala Korpolairud Baharkam Polri Irjen Pol Zulkarnain, penenggelaman kapal juga dihadiri Panglima Kodam XII/Tanjungpura, Mayjen TNI Muhammad Nur Rahmad, Komandan Utama TNI AL XII (Danlantamal XII) Pontianak Laksamana TNI Agus Hariadi, Kajari Pontianak Agus Sahat ST Lumban Gaol, dan perwakilan gubernur Kalbar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com