Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ricuh Demo Mahasiswa di Palembang, 3 Polisi Jadi Korban Lemparan Batu

Kompas.com - 26/09/2019, 06:31 WIB
Aji YK Putra,
Khairina

Tim Redaksi

PALEMBANG, KOMPAS.com- Polda Sumatera Selatan mencatat, tiga anggota mereka ikut menjadi korban lemparan batu dalam aksi demo ribuan mahasiswa yang berlangsung di Jalan Pom IX kawasan DPRD Sumsel, pada Rabu (25/9/2019).

Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Sumsel Kombes Pol Supriadi mengatakan, tiga polisi yang terluka tersebut yakni Kompol Masnoni Kapolsek Ilir Barat 1, Bripka Angga Purba anggota Polsek Kertapati, dan Brigadir Agus anggota Sat Intelkam Polresta Palembang.

Dijelaskan Supriadi, Kompol Manoni mengalami luka memar di bagian tangan, Bripka Angga mengalami kepala bocor terkena lemparan batu dan Brigadir Agus mengalami sesak napas terkena gas air mata.

Baca juga: Dua Orang Jadi Tersangka dalam Kerusuhan Demo Mahasiswa di Makassar

"Tiga anggota polisi juga jadi korban, bukan cuma dari mahasiswa saja. Polisi juga manusia," kata Supriadi, Rabu (25/9/2019).

Supriadi menerangkan, mahasiswa yang menjadi korban kericuhan tersebut sempat menjalani perawatan di rumah sakit. Namun, setelah diperiksa, mereka diperkenankan pulang.

"Sekarang tidak ada lagi yang dirawat di rumah sakit,semuanya sudah pulang,"ujar Kabid Humas.

Kericuhan aksi demo penolakan RUU itupun, disebut Supriadi, terjadi antar-dua kubu mahasiswa sendiri.

Di mana, satu kubu berasal dari mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Palembang dan satu dari gabungan kelompok mahasiswa.

Polisi yang berada di lokasi pun mencoba melerai kericuhan antarmahasiswa sehingga bentrok terjadi.

"Bukan berbenturan dengan petugas kepolisian. Kemarin itu mereka saling lempar, ada yang kena batu, karena yang melemparkan dari mahasiswa sendiri. Kami cuma mengamankan, membelah dari kelompok UIN,"jelasnya.

Baca juga: Polisi Intimidasi Jurnalis TVRI Saat Liput Demo Mahasiswa di Palu, Semua Rekaman Dihapus

Supriadi menambahkan, tembakan gas air mata yang dikeluarkan petugas kepolisian telah sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) karena untuk menghindari kericuhan antar dua kubu kelompok mahasiswa.

Setelah gas air mata dikeluarkan, polisi kembali mengurai massa dengan menyemprotkan water canon kepada mahasiswa.

Mengenai rencana Walhi Sumsel akan melaporkan ke Komnas HAM dan Kompolnas, Supriadi mempersilahkan hal tersebut.

"Itu hak mereka, pada prinsipnya kami memberikan pengamanan supaya tidak ada penumpang gelap yang memanfaatkan situasi (demo),"tegasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com