PALEMBANG, KOMPAS.com - Kualitas udara di Kota Palembang terus mengalami penurunan akibat secara terus-menurus diselimuti kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan di wilayah Sumatera Selatan.
Berdasarkan pantauan dari situs bmkg.go.id, partikulat atau PM 10 di Palembang telah menembus angka 372.36 mikrogram per meter kubik dan berada di level berbahaya pada pukul 07.00 WIB, Jumat (20/9/2019).
Kemudian, pada pukul 08.00WIB PM 10 masih berada di level berbahaya dengan nilai 373.39 mikrogram per meter kubik.
Lalu pukul 09.00 WIB, PM 10 menurun di angka 302.83 mikrogram per meter kubik dan berada di level sangat tidak sehat.
Baca juga: Sekring Putus, Alat Pemantau Udara BMKG Palembang Mati 6,5 Jam
Kasi Observasi dan Informasi BMKG SMB II Palembang Bambang Benny Setiaji menjelaskan, angin permukaan umumnya dari arah timur-tenggara dengan kecepatan 4-20 knot (7-36 km/jam) mengakibatkan potensi masuknya asap akibat karhutla ke wilayah Kota Palembang dan sekitarnya.
Sumber dari LAPAN pada (19/9/2019) tercatat beberapa titik panas di wilayah sebelah timur-selatan Kota Palembang dengan tingkat kepercayaan di atas 80 persen yang berkontribusi asap ke wilayah Kota Palembang yakni di wilayah SP Padang, Banyu Asin I, Pampangan, SP Padang, Pedamaran, Tulung Selapan, Cengal, Pematang Panggang, dan Mesuji.
Intensitas asap (smoke) umumnya meningkat terjadi pada dini hari menjelang pagi hari (01.00-07.00 WIB). Ini karena labilitas udara yang stabil pada saat tersebut.
Fenomena asap sendiri diindikasikan dengan kelembaban yang rendah dengan partikel-partikel kering di udara yang dihasilkan dari proses pembakaran, hal ini berpotensi diperburuk jika adanya campuran kelembaban yang tinggi (partikel basah/uap air) sehingga membentuk fenomena kabut asap (smog).
Baca juga: Udara Palembang di Level Tidak Sehat, Dinkes Sumsel Belum Sediakan Safe House
"Jarak pandang tertinggi yang tercatat di Bandara SMB II Palembang pada tanggal 19 September 2019 ialah 10 kilometer dan terendah pada pagi hari tanggal 20 September 2019 berkisar 700-1000 meter dengan kelembaban 85-94 persen dengan keadaan cuaca asap yang berdampak lima penerbangan mengalami delay," kata Bambang.
Bambang menerangkan, berdasarkan model prakiraan cuaca BMKG, potensi hujan akan terjadi dalam rentang waktu pada 23-24 September 2019 di wilayah Sumatera Selatan.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.