Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Udara Palembang di Level Tidak Sehat, Dinkes Sumsel Belum Sediakan Safe House

Kompas.com - 19/09/2019, 16:22 WIB
Aji YK Putra,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi

PALEMBANG, KOMPAS.com - Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) di kota Palembang, Sumatera Selatan, telah masuk kategori tidak sehat dalam kurun waktu dua hari terakhir.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Pertanahan Provinsi Sumatera Selatan Edward Candra mengatakan, dari perhitungan alat air quality monitoring system (AQMS), nilai ISPU saat ini mencapai nilai 147, sehingga masuk pada level tidak sehat.

Perhitungan itu didapatkan setelah dilakukan pemantauan kualitas udara dengan menggunakan lima parameter, yakni parameter partikulat atau PM 10, kemudian parameter sulfur dioksida atau S02 dan karbon monoksida (CO), Ozon atau O3, dan Nitrogen Diogsida atau NO2.

"Di Palembang, nilai ISPU nya fluktuatif, baik dan sedang. Tapi pada dua hari ini, naik pada skala tidak sehat, nilai ISPU telah mencapai147," kata Edward usai melakukan rapat di Polda Sumatera Selatan, Kamis (19/9/2019).

Baca juga: Cerita Penderita Asma yang Berjuang di Tengah Kepungan Kabut Asap

Edward menjelaskan, nilai ISPU tersebut dapat dilihat langsung oleh masyarakat di papan petunjuk yang ada di kawasan simpang Radial Palembang.

Pembaruan nilai ISPU tersebut akan berlangsung setiap pukul 15.00 WIB.

"Nilai ISPU itu berlaku dari pukul 15.00 WIB sampai pukul 15.00 WIB besok," kata Edward.

Namun di sisi lain, meskipun kondisi udara di Palembang telah dilevel tidak sehat, Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan mengaku belum membutuhkan safe house atau rumah singgah untuk masyarakat yang terpapar kabut asap.

"Sejauh ini masih belum dibutuhkan untuk safe house, karena kualitas udara baru di level tidak sehat pada dua hari ini,"ucap Kepala Dinkes Sumsel Lesty Nurainy.

Lesty menyebutkan, masyarakat cukup memakai masker selama kabut asap masih terlihat ketika berada di luar ruangan.

Warga pun tak perlu menunggu adanya pembagian masker dari Dinkes Sumsel, karena kebutuhan itu tidak akan tercukupi.

"Tidak perlu menunggu pembangian (masker), karena tidak akan mencukupi. Masker juga dijual umum. Yang paling rentan (terkena asap) ini sebetulnya adalah bayi, atau orang yang sudah memiliki penyakit paru-paru dan jantung," ujar Lesty.

Baca juga: Terungkap, Ini Penyebab Ribuan Ikan Mati Secara Misterius di Ambon

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com