Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Geng Motor Bikin Warga Medan Takut Keluar Rumah, Ini Kata Polisi

Kompas.com - 19/09/2019, 19:30 WIB
Dewantoro,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

MEDAN, KOMPAS.com - Geng motor sejak lama meresahkan warga di Kota Medan. Suasana malam seperti menjadi momok bagi masyarakat untuk keluar rumah, meski hanya untuk mencari santapan menjelang tidur atau bekal begadang.

Kapolrestabes Medan, Kombes Pol Dadang Hartanto menyebut orangtua berperan penting untuk mencegah perilaku tidak bertanggung jawab anaknya di jalanan. 

Peristiwa terakhir pada Minggu dinihari (15/9/2019) dini hari kemarin. Sejumlah sepeda motor dikendarai oleh banyak remaja membuat suasana mencekam di beberapa ruas jalan di Kota Medan.

Mereka konvoi di Jalan Gatot Subroto dan memasuki Jalan Ayahanda dan melempari pedagang dan pengunjung kedai kopi. Aksi mereka terrekam kamera CCTV.

Baca juga: Kota Medan Semakin Mengerikan, Begal-begal Sadis Berkeliaran...

Kapolrestabes Medan Kombes Pol Dadang Hartanto kepada wartawan saat di Polsek Medan Helvetia mengatakan dia sudah turun langsung melakukan wawancara dengan anak-anak tersebut. Kebanyakan mereka ikut-ikutan.

"Jadi tempat berkumpulnya di warkop-warkop dan lainnya," kata Dadang. 

"Mereka berkumpul dengan menamai kelompok-kelompok itu. Memang perlu ada peran serta dari seluruh pihak orangtua, guru, serta tokoh masyarakat," katanya.

Geng motor, PR bagi orangtua, guru, tokoh masyarakat

Menurutnya, sebenarnya mudah kalau orangtua ikut berperan dalam hal ini. Misalnya, anak-anak umur 14 tahun ini tidak memiliki SIM tetapi dibiarkan oleh orangtuanya. Kemudian, rata-rata mereka keluar malam hari pada pukul 02.00 WIB. 

"Peran orang tua harus benar-benar untuk mengetahui kegiatan anaknya.

Jadi, memang kita melakukan upaya-upaya persuasif, pendekatan kepada anak supaya mereka tidak lagi melakukan tindakan kriminal," tuturnya.

Baca juga: Gerombolan Geng Motor Pelajar di Bogor Tawuran Sampai Dua Kali Sehari, Ini Penyebabnya

Lebih lanjut, Dadang menyampaikan bahwa disamping upaya penegakan hukum bagi anak-anak, mereka juga harus dibimbing agar tidak melakukan upaya-upaya kejahatan.

Misalnya kekerasan yang mengakibatkan korbannya luka-luka dan meninggal dunia.

"Kita harus tetap melakukan bimbingan kepada mereka. Karena  sebagian besar masih anak-anak. Prosedurnya, terhadap orangtua kita lakukan pemanggilan," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com