Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketahui Bahaya Kabut Asap Terhadap Ibu Hamil

Kompas.com - 17/09/2019, 12:23 WIB
Idon Tanjung,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

PEKANBARU, KOMPAS.com - Kabut asap yang disebabkan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) sangat berbahaya bagi kesehatan masyarakat, khususnya ibu hamil.

Dokter Dewi Wijaya, salah satu dokter di posko kesehatan di Kantor DPW Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Riau, Pekanbaru, menjelaskan, dampak terburuk yang disebabkan kabut asap, yaitu mengganggu perkembangan janin.

"Dampak asap sebetulnya banyak sekali. Tapi yang paling buruknya sampai ke perkembangan janin. Tapi kita tak bisa menjustice semuanya karena asap saja," ujar Dewi yang juga dokter spesialis paru, Selasa (17/9/2019).

Baca juga: Saya dan Anak Batuk, Muntah-muntah karena Asap

Dia menyarankan bagi ibu hamil untuk dapat menghindari kabut asap.

Apalagi, kata Dewi, kondisi udara saat ini di Riau sudah kategori berbahaya.

"Kebetukan saya dokter paru, jadi saya juga tahu seberapa batas bahayanya asap. Ternyata memang sudah sangat berbahaya. Karena ISPU, Senin (16/9/2019) malam ini sampai diangka 399," ujarnya.

"Jadi kalau dihirup semua partikel asap masuk ke paru. Maka terhadap ibu hamil yang kita khawatirkan perkembangan dan pertumbuhan janinnya (terganggu). Karena zat-zat yang masuk berbahaya," ujar Dewi yang bekerja di Rumah Sakit Aulia Hospital Pekanbaru.

Dia menyampaikan, pencegahan yang paling utama adalah mengurangi aktivitas di luar rumah.

Warga juga disarankan menggunakan masker N95.

"Tapi masker yang bisa juga tidak apa-apa. Selain itu, juga harus meminimalisi kontak langsung dengan udara di luar," ujarnya.

Hingga saat ini, kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) masih menyelimuti wilayah Kota Pekanbaru dan Riau pada umumunya.

Baca juga: Saat Bayi-bayi Terpapar Kabut Asap di Pekanbaru Diungsikan

Bahkan, pagi ini semakin pekat dibandingkan dari dua hari sebelumnya. Data dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru, jarak pandang di Pekanbaru hanya 800 meter.

Sedangkan dua hari lalu satu sampai dua kilometer.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com