Di sini, ia mengaku mendapatkan ketenteraman. Hidup bersama para penderita kusta membuatnya bahagia.
"Bahagia tinggal sama teman-teman penderita kusta," ujarnya.
Hal yang sama dirasakan Ramlah (45). Awalnya ia merasakan demam panas di seluruh badannya. Sewaktu ia duduk di kelas 5 SD, ia diberitahu bahwa ia menderita kusta.
Ia sempat berobat ke beberapa rumah sakit tetapi tidak sembuh-sembuh. Di pertengahan tahun 2000, ia menikah dengan sesama penderita kusta yang telah menetap di Kompleks Kusta Jongaya.
Awalnya, Ramlah tidak mengetahui sama sekali bahwa kompleks yang ditinggalinya itu diisi oleh warga yang memiliki penyakit yang sama dengannya.
Namun, setelah ia mengetahui mayoritas kompleksnya diisi oleh penderita kusta, ia mengaku bahagia. Ia tidak ingin pergi dari kompleks ini.
"Alhamdulillah bahagia. Saya tidak pernah jijik. Saya punya mertua orang sakit juga," ujar Ramlah.
Sementara Alimuddin, mantan penderita kusta juga mengaku baru mengetahui dirinya penyakit kusta ketika bercak-bercak merah tumbuh di seluruh badannya.
Kala itu ia masih duduk di bangku kelas 6 SD.