Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cegah Kebakaran Gunung Merbabu, Masyarakat Diimbau Tak Buat Perapian

Kompas.com - 11/09/2019, 17:40 WIB
Labib Zamani,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

BOYOLALI, KOMPAS.com - Balai Taman Nasional Gunung Merbabu (BTNGMb) Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, mengimbau masyarakat di sekitar gunung tersebut tidak melakukan aktivitas perapian yang dapat mengakibatkan kebakaran.

Hal tersebut disampaikan Kepala BTNGMb Kabupaten Boyolali Junita Parjanti, pasca-kebakaran lahan hutan Gunung Merbabu di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, Rabu (11/9/2019).

Junita mengatakan, informasi yang diperoleh dari Direktorat Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim Kementerian Lingkungan Hidup, musim kemarau diperkirakan hingga November 2019.

"Dengan adanya kebakaran di Gunung Merbabu masyarakat diimbau berhati-hati. Ketika berinteraksi dengan kawasan (Merbabu) untuk ikut menjaga agar tidak terjadi kebakaran," kata Junita, saat dikonfirmasi Kompas.com, Rabu.

Baca juga: Piramida 4 Meter Ini Dibuat dari Sampah Botol Plastik Pendaki Merbabu...

Junita mengatakan, hingga akhir Agustus 2019, sudah ada enam laporan kejadian kebakaran lahan hutan di Gunung Merbabu. Luas lahan yang terbakar bervariasi, mulai dari 0,5 hektare hingga 5 hektare.

Adapun titik muncul api tersebut berada di Dusun Ngagrong, Desa Ketep, Kecamatan Sawangan, Magelang, Jawa Tengah, dan Desa Tumut, Jrakah, Kecamatan Selo, Boyolali, Jawa Tengah.

"Tumbuhan yang banyak terbakar itu semak belukar. Tetapi sudah bisa diatasi," imbuh dia.

Pihaknya telah berkoordinasi dengan stakeholder baik dari pemerintah daerah (pemda) maupun relawan peduli api untuk mengantisipasi kebakaran lahan hutan di Gunung Merbabu.

Baca juga: Viral Video Kepadatan di Jalur Pendakian Gunung Merbabu, Ini Penjelasannya

Disamping itu, lanjut Junita, berbagai peralatan seperti handy talky (HT) dan peralatan untuk mengantisipasi kebakaran dikirim ke kawasan Gunung Merbabu.

"Kami sudah mengagendakan patroli rutin pagi siang di kawasan Gunung Merbabu. Memang tidak mudah. Untuk menuju lokasi medannya cukup berat," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com