Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Gabby, Perempuan Setinggi 2,2 Meter yang Selalu Ditolak Saat Melamar Kerja

Kompas.com - 10/09/2019, 15:30 WIB
Hendra Cipta,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

PONTIANAK, KOMPAS.com - Memiliki postur tubuh tinggi boleh jadi merupakan impian setiap orang. Namun, bagaimana jika tubuh tinggi itu di atas rata-rata orang biasanya.

Kondisi itulah yang dialamai Gabby Andina Prameswary (30). Perempuan kelahiran Bandung, Jawa Barat, tinggal di Jalan Merdeka, Kecamatan Pontianak Kota, Kota Pontianak, Kalimantan Barat, ini memiliki tinggi tubuh kurang lebih 2,2 meter.

"Saya sih tidak pernah ukur langsung. Tapi, saat ke rumah keluarga dan melewati pintu setinggi 2 meter, saya menunduk sedikit," kata Gabby, membuka ceritanya, Selasa (10/9/2019).

Gabby mengakui, menjalani hidup dengan kondisi seperti itu memang tidak mudah. Tak jarang dia mendapat perisakan dan komentar sinis.

Baca juga: Kabut Asap, 2 Penerbangan ke Sintang dari Bandara Supadio Pontianak Dibatalkan

Namun, kini, semua anggapan tak dihiraukan, karena dia telah sampai pada keyakinan, tinggi badannya itu bukan sebuah musibah, melainkan anugrah, yang akan membawa dampak baik baginya dan keluarga di masa yang akan datang.

"Kendalanya saat ini yang terasa adalah susah mencari celana. Makanya saya pakai gamis panjang. Kalau sepatu, ukuran 43, dan pakai sepatu cowok," ujar dia.

Sehari-hari, dia habiskan waktu dengan membaca buku, membuat cerita pendek dan puisi. Gabby juga memiliki usaha membuat hiasan bunga sabun.

"Intinya melakukan yang saya suka. Karena bagi saya, hobi yang dijadikan kerjaan pasti menyenangkan," ungkap dia.

Penggemar Andrea Hirata dan Raditya Dika

Gabby mengaku, memang senang membaca buku sejak dari kecil. Hampir semua jenis buku bacaan dia suka.

Mulai dari komik hingga novel. Bahkan, tak jarang, dia juga membaca-baca ulang buku-buku pelajaran sekolah.

Dari banyak buku itu, Gabby senang jika membaca novel-novel karya Andrea Hirata dan Raditya Dika.

Baca juga: 4 Fakta Kunjungan Jokowi di Pontianak, Disambut Kabut Asap hingga Susuri Sungai Kapuas

Menurut dia, kedua novelis itu mampu membuat dia memahami kehidupan orang lain.

Bagia dia, memahami kehidupan orang lain bertujuan agar dapat mengambil hikmah dan pelajaran dari setiap masalah yang dihadapi.

"Saya ini orangnya penasaran. Misalnya saya baca sedikit, jika itu menarik, pasti akan terus dibaca. Bahkan sampai lupa sama waktu," ucap dia, sambil terkekeh.

Lamaran pekerjaan ditolak

Gabby merupakan anak bungsu dari empat bersaudara. Ketiga kakaknya semuanya perempuan.

Pendidikan Gabby hanya sampai tingkat SMA. Untuk lanjut kuliah, dia mengaku tidak memiliki biaya, karena di saat bersamaan ayahnya meninggal dunia.

Tak dapat melanjutkan ke perguruan tinggi, Gabby memutuskan untuk mencari pekerjaan.

Namun, semua surat lamaran yang diajukan ditolak. Perusahaan-perusahaan itu beralasan Gabby memiliki postur tubuh yang tidak normal.

Baca juga: Listrik di RS Mitra Medika Pontianak Padam 4 Jam, Pasien Mengeluh Panas dan Lemas

Sempat merasa putus asa, namun akhirnya Gabby didatangi ibu RT tempat dia tinggal dan mengajarkannya membuat pelbagai suvenir, khususnya bunga sabun.

Sejak saat itu sampai sekarang, dia menggeluti usaha dan mulai mengembangkan usahanya tersebut.

"Saya jual online. Kadang juga keluarga atau kawan pesan. Pada dasarnya iseng saja, tapi jika ada pesan, bisa saya buatkan," ucap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com