Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Serunya Balapan Motor Ala Petani, Bawa Gabah 100 Kg hingga Bertanding di Lintasan Berlumpur

Kompas.com - 09/09/2019, 10:31 WIB
Junaedi,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

POLEWALI MANDAR, KOMPAS.com – Beragam cara dilakukan petani di Desa Sidorejo, Kecamatan Wonomulyo, Polewali Mandar, Sulawesi Barat, untuk menghilangkan stres, karena berbulan-bulan menganggur disebabkan kemarau panjang.

Selain mencari pekerjaan sampingan seperti menjadi tukang ojek atau buruh bangunan agar tetap bisa menutupi biaya hidup, para petani juga mengelar berbagai acara hiburan.

Salah satunya lomba balap motor modifikasi yang biasa digunakan untuk mengangkut padi di sawah.

Baca juga: Kemarau, Waduk Seluas 65 Hektare Ini Kering Kerontang hingga Dasarnya Terlihat

Balapan digelar di lahan pertanian yang disulap menjadi arena balapan.

Agar medannya menantang dan menghibur penonton, lintasan dibuat berlumpur. Para peserta juga diwajibkan menggunakan perlengkapan balap lengkap, seperti helm hingga sepatu, layaknya pembalap motocross.

Peserta lomba umumnya merupakan petani yang berasal dari berbagai kecamatan di wilayah Polewali Mandar.

Lomba yang digelar selama tiga hari ini pun menjadi tontonan gratis warga sekitar.

Setiap peserta menggunakan sepeda motor modifikasi yang akrab disebut motor taksi.  Motor hasil modifikasi ini biasanya digunakan petani untuk mengangkut padi dari lahan mereka, sejak sarana transportasi menggunakan kuda mulai hilang.

“Lomba ini tak hanya jadi ajang hiburan ala petani, tapi juga menjadi wahana untuk merajut silahturahim sesama keluarga petani. Balapan ini seluruhnya dilaksanakan oleh petani sendiri,” jelas panitia pelaksana, Karmuji, Minggu (8/9/2019).

Dalam lomba ini, selain stamina, peserta lomba juga membutuhkan keterampilan khusus dalam mengendarai motor melintasi arena balapan sambil berjuang membawa sekarung gabah yang beratnya mencapai 100 kg hingga ke garis akhir.

Menganggur Sejak Kemarau, Petani di Polman Hibur Diri dengan Balapan TaksiKOMPAS.COM/JUNAEDI Menganggur Sejak Kemarau, Petani di Polman Hibur Diri dengan Balapan Taksi
Ciko, salah satu peserta mengatakan, salah satu tantangan dan kesulitan adalah menaklukkan medan berlumpur. 

Tak sedikit peserta terjatuh ke dalam kubangan lumpur dan gagal menyelesaikan balapan lantaran motor mereka mogok di tengah lintasan.

“Senang dan arenanya menantang. Tidak sedikit teman berjatuhan saat melintasi lumpur yang dalam karena tidak terampil atau kurang hati-hati hingga terjatuh, tapi di situlah tantangannya,” ujar Ciko.

Lomba ini rutin digelar setiap tahun usai panen. Salah satunya bertujuan sebagai ungkapan rasa syukur.

Baca juga: BMKG: Puncak Musim Kemarau Agustus-September

Meski hadinya hanya piagam penghargaan dan hadiah hiburan, tidak mengurangi semangat para peserta untuk mengikuti lomba.

Terlihat sejak panitia mengumumkan pendaftaran, puluhan peserta telah mengantri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com