Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Deklarasi Digelar di Jayapura, Seruan Damai dan Aman untuk Papua

Kompas.com - 06/09/2019, 14:51 WIB
Dhias Suwandi,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi

JAYAPURA, KOMPAS.com - Proses pemulihan pasca kerusuhan di Kota Jayapura, Papua, terus berjalan dalam tempo yang cukup cepat.

Delapan hari pasca kerusuhan, yakni pada Kamis (8/9/2019) malam, deklarasi damai sudah dilakukan oleh 34 komponen masyarakat se-Kota Jayapura.

Deklarasi dilakukan di hadapan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, Kapolri Jenderal Tito Karnavian dan Gubernur Papua Lukas Enembe.

Dari unsur agama, Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Papua terus mendorong agar nuansa dikotomi dihilangkan.

FKUB juga meminta semua pihak berpikir sebagai sebuah kesatuan di bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

"Jangan ada lagi kelompok nusantara, jangan ada lagi kelompok orang asli Papua, kita ini satu, semua warga Indonesia," cetus Ketua FKUB Papua Pendeta Lipius Biniluk, di Jayapura, Jumat (6/9/2019).

Kapolri Jenderal Tito Karnavian pun mengingatkan bahwa proses pembangunan suatu daerah atau bahkan sebuah negara tidak akan berjalan optimal bila situasi keamanan tidak kondusif.

Untuk itu, dia meminta seluruh komponen dan elemen masyarakat di Papua dapat bahu-membahu untuk mengendalikan masyarakat.

"Modal terpenting bagi semua komunitas untuk membangun bukan lah sumber daya alam, sumber daya manusia iya, tapi stabilitas keamanan adalah yang terpenting," kata Tito.

Waktunya saling memaafkan

Bekas luka yang tertinggal pasca kerusuhan 29 Agustus 2019, dipastikan belum hilang.

Namun, masyarakat diminta untuk percaya bahwa proses penegakan hukum akan dilakukan oleh aparat keamanan.

Ketua DPR Papua Yunus Wonda menyerukan agar semua kalangan bisa saling memaafkan dan mulai membangun kembali kehidupannya masing-masing dalam satu kesatuan.

"Di manapun kita berada, di pegunungan, di pesisir dan di pelosok yang jauh, mari kita saling menghargai dan menghormati apa yang telah kita sepakati. Kita harus menciptakan posisi Papua seperti semula," kata Yunus.

"Ini saatnya untuk saling memaafkan, konsolidasi harus terus dilaksanakan, semua pemimpin, semua orang harus menyerukan bahwa hidup damai sangat penting," kata Yunus.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com