Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Sebagai Seorang Ibu, Saya Masih Berharap Denny Mengetuk Pintu"

Kompas.com - 05/09/2019, 14:52 WIB
Farid Assifa

Editor

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Lucia, warga Kedon, RT 04, Sumbermulyo, Bambanglipuro, Bantul, Yogyakarta, masih yakin anaknya, Ignatius Andrianta Loyola Denny Murdani, masih hidup.

Bahkan, hampir setiap hari dia menunggu kedatangan anaknya yang menghilang 9 tahun lalu.

Diketahui, Denny menghilang bersama dua rekannya, Agiel Ramadhan Putra dan Ginanjar Nugraha Atmaji, setelah ditipu calo.

Ketiga siswa SMK Negeri 1 Sanden awalnya hendak praktik kerja lapangan atau magang di Teluk Benoa, Bali.

Baca juga: Ini Komentar Sekolah tentang 3 Siswa SMK yang Hilang 9 Tahun Lalu Saat Magang

 

Namun ketiganya ternyata dijual oleh calo yang mengaku guru pembimbing untuk bekerja sebagai anak buah kapal (ABK) Jimmy Wijaya. Sementara kapal tersebut dikabarkan hilang kontak.

Kini, setelah 9 tahun berlalu, ketiga siswa SMK itu belum diketahui nasibnya.

Lucia masih berharap anaknya masih hidup dan ditemukan.

Saat ditemui di rumahnya, Lucia mengenang saat ia mengantarkan putranya, Ignatius Andrianta Loyola Denny Murdani, berangkat PKL ke Bali.

Denny saat itu ngotot ingin diantarkan ibunya meski sudah ditawari untuk diantar kakaknya.

Lucia tak menyangka saat mengantarkan Denny itu adalah hari terakhir ia bertemu dengan putra kesayangannya.

Ia baru mengetahui anaknya tidak magang dan hilang bersama KM Jimmy Wijaya seminggu setelah kejadian.

"Saya mendapatkan informasi terlambat, kedua orangtua mereka (Agiel Ramadhan Putra dan Ginanjar Nugraha Atmaji) sudah mendapatkan informasi seminggu sebelumnya. Langsung dari Bali. Sementara saya baru tahu 5 Maret (2010) ketika didatangi pihak sekolah. Padahal Pak Joko (ayah Ginanjar) tahu kapal hilang kontak setelah disurati langsung oleh pihak perusahaan," ucapnya.

Baca juga: Ibu dari Siswa SMK yang Hilang 9 Tahun Saat Magang Yakin Anaknya Masih Hidup

 

Lucia mengatakan, anaknya masih berusia sekolah dan belum memiliki KTP, namun dipekerjakan sebagai anak buah kapal.

Ia menduga anaknya dibuatkan KTP oleh calo bernama Mugiri yang kemudian hari ditangkap dan dipenjara.

Menurut Lucia, Denny berangkat ke Pulau Dewata dengan KTP sementara, karena usianya waktu itu masih 16 tahun.

"Saya baru tahu ternyata KTP anak saya dipalsukan supaya bisa bekerja di kapal. Pelakunya Mugiri. Dia sudah divonis penjara oleh Pengadilan Negeri Bantul," ucapnya.

Sembilan tahun berlalu tanpa ada kejelasan nasib Denny, Lucia pasrah, namun tetap optimistis anaknya masih hidup dan akan pulang.

"Sebagai seorang ibu, saya percaya dia masih hidup tapi entah di mana. Saya berharap Denny mengetuk pintu rumah," katanya.

Keyakinan bahwa Denny masih hidup karena tidak pernah bertemu lewat mimpi. Selain itu, hatinya pun merasa tenang.

"Saya masih mengharapkan (Denny) pulang, ada mukjizat Tuhan. Setiap sembahyang saya selalu mendoakan," ujarnya.

Setiap melihat gedung SMKN 1 Sanden, Lucia selalu teringat anaknya.

"Saya ke sekolah sampai bosen, saya dulu sering ke sekolahan. Saya gak nuntut Denny pulang hidup, seandainya sudah meninggal pun saya terima. Tetapi ada kejelasan bagaimana nasibnya," ucapnya.

Hingga kini Lucia tidak mengetahui sampai sejauh mana pencarian terhadap anaknya serta perkembangan kasusnya.

Ia sudah tidak pernah berkomunikasi dengan kedua orangtua yang lain. Termasuk dengan Riswanto yang mengaku mewakili Martini dan Joko untuk kembali menuntut keadilan.

Baca juga: Sudah Minta Bantuan Jokowi dan SBY, 3 Siswa SMK yang Hilang 9 Tahun Saat Magang Tak Juga Ditemukan

 

Sementara Martini mengatakan bahwa dia terakhir bertemu Riswanto pada 2011 lalu dan setelah itu tidak pernah berkomunikasi lagi.

"Saya ketemunya 2011 habis di pengadilan dengan Pak Riswanto. Nggak pernah kordinasi (Riswanto). Tidak ada komunikasi. Karena HP juga saya rusak, terus hilang kontak. Pak Riswanto juga pergi toh. Kalau sama Pak Joko masih sering mampir. Kalau dengan pak Tiswanto ketemu terakhir di pengadilan," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com