Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fakta di Balik Legenda Persipura dan Manajer Saat Halau Massa yang Hendak Bakar SPBU di Jayapura

Kompas.com - 03/09/2019, 09:41 WIB
Candra Setia Budi

Editor

KOMPAS.com - Pasca-kerusuhan yang terjadi di Kota Jayapura, Papua, pada Kamis 29 Agustus 2019 lalu sudah mulai kondusif. Aktivitas perkantoran pun mulai berjalan.

Namun, di balik kerusuhan yang terjadi di Jayapura, Papua, tersimpan cerita heroik dari manajer SPBU Nagoya, Yohan Sombuk dan legendaris hidup Persipura Jayapura Yafet Sibi, yang berhasil menyelamatkan SPBU Nagoya dari aksi pembakaran massa yang anarkis pada saat kerusahan yang terjadi.

Berikut aksi heroik manajer SPBU Nagoya dan legendaris Persipura saat menghalau aksi massa yang hendak membakar SPBU:

1. Pakai atribut masyarakat pegunungan

Massa demonstran saat merangsak ke halaman DPRD Mimika, Papua, Rabu (21/8/2019).KOMPAS.com/ IRSUL PANCA ADITRA Massa demonstran saat merangsak ke halaman DPRD Mimika, Papua, Rabu (21/8/2019).

Yafet menceritakan, saat itu massa yang masih berada beberapa ratus meter di depannya tampak melakukan perusakan dengan melempari setiap bangunan yang dilewati, saat kejadian ia berdiri di Tugu Marthen Indey.

Kemudian ia berpikir untuk melakukan sesuatu guna mengalihkan rute massa dengan caranya menggunakan pakaian masyarakat pegunungan dan mengucapkan yel-yel yang biasa massa lontarkan.

"Dari tiga grup yang datang, saya sudah di Tugu Marthen Indey, Saya pakai atribut masyarakat pegunungan untuk saya mengarahkan massa tidak boleh lewat sini (Jalan Irian). Jadi ketiga rombongan massa itu saya arahkan ke sana (Jalan Koti) semua," ujarnya, Minggu (1/9/2019).

Baca juga: Cerita Legenda Persipura dan Manajer Saat Halau Massa yang Hendak Bakar SPBU di Jayapura

2. Dipanggil kepala suku

Massa melakukan aksi di Jayapura, Senin (19/8/2019). Aksi tersebut untuk menyikapi peristiwa yang dialami mahasiswa asal Papua di Surabaya, Malang dan Semarang.ANTARA FOTO/GUSTI TANATI Massa melakukan aksi di Jayapura, Senin (19/8/2019). Aksi tersebut untuk menyikapi peristiwa yang dialami mahasiswa asal Papua di Surabaya, Malang dan Semarang.

Karena sosoknya sudah cukup dikenal, Yafet mengaku ada beberapa mahasiswa di dalam rombongan massa memanggilnya.

Mahasiswa yang memanggilnya dengan sebutan "Pak ondo (kepala suku)" kemudian ia manfaatkan untuk ikut menjaga SPBU dan menghalau massa.

Namun, upaya yang dilakukan Yafet Sibi tidak sepenuhnya berhasil karena masih ada belasan orang yang lewat di Jalan Irian dan melakukan pembakaran bangunan sebelum SPBU Nagoya.

Baca juga: 6 Fakta Terbaru Pasca-kerusuhan di Jayapura, Polisi Tetapkan 62 Tersangka hingga 4 WN Australia Dideportasi

3. Siapkan air mineral

Ilustrasi air minumYSedova Ilustrasi air minum

Yohan Sombuk, Pengawas dan Manajer Operasional SPBU Nagoya mengatakan, saat kejadian, ia berdiri di depan SPBU dengan kondisi pagar sudah ditutup, dan telah menyiapkan langkah antisipasi.

Saat itu, ia mengaku telah menyiapkan air mineral agar massa tidak berbuat anarkistis di tempat kerjanya.

"Saya taruh minuman karena orang jalan itu haus. Lalu saya sebagai kapasitas orang Papua dan saya kerja di sini (SPBU Nagoya), jadi saya taruh badan untuk SPBU saya," tuturnya.

Baca juga: Meski Situasi Sudah Kondusif, Sekolah di Jayapura Masih Diliburkan

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com