Salin Artikel

Fakta di Balik Legenda Persipura dan Manajer Saat Halau Massa yang Hendak Bakar SPBU di Jayapura

KOMPAS.com - Pasca-kerusuhan yang terjadi di Kota Jayapura, Papua, pada Kamis 29 Agustus 2019 lalu sudah mulai kondusif. Aktivitas perkantoran pun mulai berjalan.

Namun, di balik kerusuhan yang terjadi di Jayapura, Papua, tersimpan cerita heroik dari manajer SPBU Nagoya, Yohan Sombuk dan legendaris hidup Persipura Jayapura Yafet Sibi, yang berhasil menyelamatkan SPBU Nagoya dari aksi pembakaran massa yang anarkis pada saat kerusahan yang terjadi.

Berikut aksi heroik manajer SPBU Nagoya dan legendaris Persipura saat menghalau aksi massa yang hendak membakar SPBU:

Yafet menceritakan, saat itu massa yang masih berada beberapa ratus meter di depannya tampak melakukan perusakan dengan melempari setiap bangunan yang dilewati, saat kejadian ia berdiri di Tugu Marthen Indey.

Kemudian ia berpikir untuk melakukan sesuatu guna mengalihkan rute massa dengan caranya menggunakan pakaian masyarakat pegunungan dan mengucapkan yel-yel yang biasa massa lontarkan.

"Dari tiga grup yang datang, saya sudah di Tugu Marthen Indey, Saya pakai atribut masyarakat pegunungan untuk saya mengarahkan massa tidak boleh lewat sini (Jalan Irian). Jadi ketiga rombongan massa itu saya arahkan ke sana (Jalan Koti) semua," ujarnya, Minggu (1/9/2019).

Karena sosoknya sudah cukup dikenal, Yafet mengaku ada beberapa mahasiswa di dalam rombongan massa memanggilnya.

Mahasiswa yang memanggilnya dengan sebutan "Pak ondo (kepala suku)" kemudian ia manfaatkan untuk ikut menjaga SPBU dan menghalau massa.

Namun, upaya yang dilakukan Yafet Sibi tidak sepenuhnya berhasil karena masih ada belasan orang yang lewat di Jalan Irian dan melakukan pembakaran bangunan sebelum SPBU Nagoya.

Yohan Sombuk, Pengawas dan Manajer Operasional SPBU Nagoya mengatakan, saat kejadian, ia berdiri di depan SPBU dengan kondisi pagar sudah ditutup, dan telah menyiapkan langkah antisipasi.

Saat itu, ia mengaku telah menyiapkan air mineral agar massa tidak berbuat anarkistis di tempat kerjanya.

"Saya taruh minuman karena orang jalan itu haus. Lalu saya sebagai kapasitas orang Papua dan saya kerja di sini (SPBU Nagoya), jadi saya taruh badan untuk SPBU saya," tuturnya.

Meski ada massa yang tetap melakukan pelemparan batu ke arah SPBU, tapi akhirnya SPBU Nagoya hanya mengalami kerusakan sangat minim, yaitu kaca di bagian kantor lantai dua pecah.

Suasana mencekam belum berhenti karena bangunan di sekitar SPBU dalam kondisi terbakar dan api sudah mulai membesar.

Yafet Sibi dan Yohan Sombuk beserta para pekerja SPBU berinisiatif mengalurkan alat pemadam api yang ada di SPBU.

Untungnya api pun tidak sampai menjalar ke SPBU meski bangunan di sekitarnya hangus terbakar.

Kini SPBU Nagoya yang terletak di pusat kota Jayapura pun telah kembali melayani masyarakat untuk mengisi BBM sejak 31 Agustus.

Sumber: KOMPAS.com (Dhias Suwandi)

https://regional.kompas.com/read/2019/09/03/09412791/fakta-di-balik-legenda-persipura-dan-manajer-saat-halau-massa-yang-hendak

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke