Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Begini Penjelasan Arkeolog Soal Kerajaan Sriwijaya yang Disebut Fiktif oleh Ridwan Saidi

Kompas.com - 27/08/2019, 19:22 WIB
Aji YK Putra,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

Hal itu juga memperkuatkan jika kerajaan itu bukan fiktif.

“Dan bahkan sampai sekarang ibukotanya Sriwijaya jadi rebutan, ada yang bilang di Palembang, Jambi, Pekanbaru, Medan, Malaysia bahkan Thailand. Kalau fiktif kenapa sampai direbutkan begitu?” tegasnya.

Baca juga: Berburu Benda Peninggalan Kerajaan Sriwijaya dengan Metal Detector...

Sejarah Sriwijaya, bagian sejarah Indonesia

Ia pun meminta kepada para pengguna media sosial untuk berhati-hati dalam menggunakan layanan tersebut.

Terlebih lagi berkomentar soal sejarah yang notabenenya telah menjadi bagian dari berdirinya negara Indonesia.

“Saya kira begini era medsos itu kan kita juga harus kritis, kita lihatlah yang berkomentar itu siapa, kalau yang berkomentar bukan sejarawan, bukan arkeolog ya sudah anggap saja itu sebagai lelucon, enggak usah ditanggapin,”

“Mungkin cari sesuatu (sensasi) atau apalah, nggak usah ditanggapi terlalu serius. Apalagi pernyataan itu kan nggak lengkap ya, jadi saya pikir kalau ditanggapi buat capek aja. Kalau tidak mengakui sejarah , sama saja tidak mengakui Indonesia kita dong. Ini juga menghilangkan sejarah Indonesia,” jelas Retno.

Diberitakan sebelumnya, pernyataan sejarawan asal Betawi yakni Ridwan Saidi yang menyebutkan kerajaan Sriwijaya adalah fiktif viral di media sosial.

Video pernyataan itu viral setelah diunggah di kanal YouTube Macan Idealis.

Dalam video yang diunggah pada 23 Agustus 2019 tersebut, Ridwan Saidi secara tegas menyebutkan jika kerajaan Sriwijaya adalah kerajaan fiktif dan merupakan kelompok bajak laut.

Baca juga: Warga OKI Heboh Mencari Harta Karun Kerajaan Sriwijaya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com