Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Unicef Desak Sekolah Sediakan Pembalut Cadangan

Kompas.com - 22/08/2019, 17:46 WIB
Tri Purna Jaya,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

BANDARLAMPUNG, KOMPAS.com - Badan PBB untuk anak-anak, United Nations Children's Fund (Unicef) meminta agar setiap sekolah segera menyediakan pembalut cadangan bagi murid perempuan.

Kebutuhan pembalut cadangan itu dianggap mendesak khususnya untuk remaja perempuan.

Wash Specialist Unicef Indonesia, Reza Hendrawan mengungkapkan, kebutuhan akan pembalut cadangan harus segera disediakan oleh pihak sekolah.

Karena setidaknya minimal empat jam sekali harus diganti.

Menurutnya, setiap sekolah harus memahami terkait manajemen kebersihan menstruasi (MKM) tersebut. Terlebih, waktu anak remaja lebih banyak dihabiskan di sekolah. Sehingga, pembalut cadangan itu sangat diperlukan.

“Apalagi sekarang banyak sekolah yang jam belajarnya panjang, hingga sore. Dikhawatirkan jika tidak diganti akan menimbulkan penyakit,” kata Reza saat ditemui di acara Pembelajaran Mengenai Sanitasi Sekolah se Lampung di Hotel Marcopolo, Bandar Lampung, Kamis (22/8/2019).

Baca juga: Kasus Pembantaian Satu Keluarga di Serang, Demi Sebuah HP hingga Ditangkap di Lampung

Reza menambahkan, pihaknya mendorong agar sekolah segera memenuhi kebutuhan itu. Agar, jika ada siswi yang datang menstruasi tidak kelimpungan mencari pembalut.

“Jadi tidak perlu pulang ke rumah atau repot mencari. Sehingga proses belajar siswi itu tidak terganggu,” katanya.

Kesimpulan akan kebutuhan pembalut cadangan ini tidak lepas dari hasil penelitian yang dilakukan Unicef Indonesia pada 2016 lalu yang menyebutkan bahwa satu dari lima anak perempuan usia pubertas, tidak mengetahui informasi yang benar mengenai menstruasi.

Reza menilai banyak informasi yang salah, misalnya saat menstruasi tidak boleh makan daging.

Padahal, pada saat itu, tubuh si anak sangat memerlukan asupan gizi dan protein yang ada dalam daging.

Kemudian juga, masalah sarana dan prasarana di sekolah seperti jamban yang terpisah antara murid laki-laki dengan murid perempuan.

Misalnya sudah terpisah, kondisi jamban sangat tidak layak seperti tidak ada air atau tempat sampah khusus untuk pembalut.

Baca juga: Mabuk Tuak, Seorang Pria di Lampung Nyaris Perkosa Nenek 65 Tahun

Reza menyebut penyediaan pembalut cadangan itu harus disegerakan. Karena, dari hasil penelitian Unicef masih banyak sekolah yang belum tahu mengenai manajemen kebersihan menstruasi itu.

“Di Lampung sendiri dari sekita 40 sekolah yang saya temui, kurang lebih baru tiga sekolah yang tahu mengenai hal ini,” katanya.

Sementara itu, Pengawas SMK Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Lampung, Sumarsih mengatakan, pihaknya segera memetakan keperluan pembalut cadangan tersebut.

Hal ini dinilai sangat penting karena berkaitan dengan kualitas mutu pendidikan. Jika murid nyaman di sekolah, sudah tentu akan menambah performa belajar siswa.

“Kami akan sampaikan ke kepala dinas mengenai temuan Unicef ini, bahwa sekolah harus menyediakan manajemen kebersihan menstruasi,” katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com