"Mereka aniaya saya karena saya dianggap menghentikan tinju, tidak bertanggung jawab, dan menipu publik Kabupaten Sikka," sambungnya. Ia membantah terkait isu dan tudingan dirinya membawa kabur uang tiket.
Baca juga: Cerita Ricky, Raup Omzet Ratusan Juta dari Jual Sate Lipan, Ekspor hingga ke Vietnam
Petrik menerangkan, sekelompok orang yang menganiaya dirinya juga merampas telepon genggam miliknya. Untuk itu, dirinya memilih keluar dari Kota Maumere untuk menyelamatkan diri.
"Senin (5/8/2019), sekelompok pemuda tak dikenal menginjak dan menyayat tangan saya dengan benda tajam. Handphone saya diambil di lorong pasar Geliting Maumere. Itulah makanya nomor saya tidak aktif selama ini," terangnya kepada Kompas.com.
Baca juga: Gagal Lakukan Atraksi Api, Pesulap Tewas Terbakar
Petrik menerangkan, saat kericuhan terjadi aparat kepolisian dan dirinya segera menghalu massa agar tidak boleh masuk dalam lapangan.
Setelah itu, dirinya meminta panitia untuk mengembalikan tiket yang dimiliki penonton di dalam stadion.
"Saat mulai ricuh, saya perintahkan loket tiket untuk kembalikan uang tiket penonton. Tentu dengan catatan mereka punya bukti tiket yang dirobek. Taksiran saya, jumlah uang tiket yang dikembalikan malam itu sekitar Rp 7 juta. Waktu itu belum begitu banyak penonton yang beli tiket. Meskipun penonton di luar stadion memang sudah banyak," terangnya.
Baca juga: 5 Fakta Penyanderaan Briptu Heidar oleh KKB, Gugur Saat Negosiasi
Sumber: KOMPAS.com (Nansianus Taris)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.