Awal mendalang
Dalam laman YouTube "Dalang Seno" yang ditayangkan live tanggal 11 Mei 2019, Seno menceritakan awal mula dirinya sebagai dalang.
Dia menceritakan, kakeknya seorang dalang, ayahnya bernama Ki Suparman, merupakan salah satu dalang di Yogyakarta.
Sewaktu SMP, Seno diajak ayahnya menonton pertunjukan wayang kulit dengan dalang Ki Mantep Sudarsono di Sasono Hinggil Dwi Abad, Kraton Ngayokyokarto. Pulang dari menonton, dirinya mulai tergugah untuk menekuni seni pedalangan.
Baca juga: Untuk Pertama Kali, Acara Wayang Kulit Akan Digelar di Istana
Saat duduk di kelas 2 Sekolah Menengah Karawitan Indonsia (SMKI) sekarang SMK N 1 Kasihan, Bantul, ayahnya ki Suparman sakit.
Saat itu dirinya dinasehati pamannya, Ki Supardi.
"Ki Supardi bilang ke saya.Bapakmu wis loro, bapakmu nguyuh wis getih nek koe ra mayang sopo sik nyulihi bapakmu (Bapakmu sudah sakit, bapakmu sudah kencing darah. Siapa yang akan menggantikan bapakmu). Dari situ saya tercampuk hati saya," katanya
Awal mendalang, dirinya diajak pamannya Supardi mendalang di Mrican, Gejayan, Sleman.
Saat itu dirinya diminta untuk ikut mendalang, dirinya mengiyakan tetapi dengan syarat ayahnya tidak boleh menonton.
Alasannya, waktu itu karena grogi dan takut.
Saat di tengah mendalang, Seno tidak mengetahui jika ayahnya ikut mengiringi dengan memainkan rebab.
Mengetahui kehadiran sang ayah, Seno grogi, meski awal pementasan, saat ia belum mengetahui kehadiran sang ayah, pementasan berlangsung lancar.
Sebelum meninggal, ayahnya menuruti keinginannya untuk membeli drum dan kelir.
"Bapak saya melihat saya mayang itu sekal," katanya.
Dalam vlog itu pun, dirinya menceritakan tentang gaya mendalang yang dipengaruhi oleh beberapa dalang idolanya. Mulai dari Ki Matep Sudarsono, almarhum Hadi Sugito, H Sukron Suwondo, Ki Gondo Darman. Setiap dalang mempunyai kelebihan masing-masing.