Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Cara Pelaku Hipnotis Kuras Deposito Rp 325 Juta Dalam Sekejap

Kompas.com - 08/08/2019, 12:08 WIB
Aprillia Ika

Editor

MEDAN, KOMPAS.com - Seorang nenek berusia 73 tahun bernama Anna Sinuraya menjadi korban hipnotis hingga deposito senilai Rp 325 juta lenyap dalam sekejap. Pelakunya lebih dari satu orang, masih muda dan menggunakan mobil dalam aksinya.

Menurut Ketua Pusat Bantuan Hukum (PBH) Peradi Medan Rumintang Naibaho mengatakan, sudah tiga korban hipnotis seperti Anna yang mengadu. Mereka adalah Anna Sinuraya (73), Ranitha Sinulingga (69), dan Tredum Ginting (69).

Dia meminta polisi cepat dan maksimal menyelesaikan kasus ini. Dari kacamata hukum, Rumintang mengakui pasal hipnotis tidak ada. Namun penyidik bisa mengenakan pelaku dengan Pasal 378 KUHPidana.

Begini cara-cara hipnotis yang dilakukan sekelompok pelaku, yang masih diingat oleh Anna.

Baca juga: Cerita Lansia 73 Tahun Jadi Korban Hipnotis: Tabungan Rp 325 Juta Dikuras Dalam Sekejap

 

Orang tak dikenal pura-pura tanya, ada yang bantu

Menurut Anna, pada Selasa, 16 Juli 2019, Anna berjalan menuju pasar yang tak jauh dari rumahnya. Ini kebiasaannya setiap pagi, setelah anak yang tinggal bersamanya pergi bekerja.

Belum lama berjalan, dia dihampiri seorang pria menanyakan nama jalan yang berada di Kecamatan Tanjungmorawa, Kabupaten Deliserdang.

Anna menjelaskan, jalan tersebut sangat jauh dari Kota Medan. Kemudian datang seorang perempuan yang membenarkan ucapan Anna.

Anna mengatakan kepada kepada perempuan itu agar membantu pria tersebut sambil hendak berlalu.

Datang mobil, sopir dan orang tak dikenal mengobrol

Tiba-tiba lewat mobil yang ditumpangi seorang laki-laki bersama supirnya. Perempuan yang tak diketahui namanya itu lalu memberitahu Anna bahwa pria di dalam mobil karyawan bank swasta. Perempuan itu mengaku sering meminjam uang kepadanya untuk bisnis showroom-nya.

Laki-laki di dalam mobil turun dari mobilnya dan ikut nimbrung dalam obrolan antara Anna dan perempuan tanpa nama.

Kemudian, si pria penanya alamat juga bergabung dan mengaku sedang menyuruh seorang perempuan menukarkan uang 1.000 dollar namum sudah dua jam belum kembali.

Baca juga: Kena Hipnotis, Ibu Ini Serahkan Uang dan Perhiasan Senilai Rp 100 Juta

 

Membujuk naik mobil dengan alasan menolong

Perempuan tanpa nama lalu mengajaknya mencari BRI terdekat dan membujuk Anna untuk ikut dengan alasan menolong. "Aku nurut aja padahal mau belanja, naik kami ke mobil.

Pas di dalam mobil, laki-laki yang pertama kali ku jumpai bilang kepada perempuan itu, "Kalau ada uang mu di bank pakai aja dulu, nanti kita cairkan sekaligus."

Perempuan itu menjawab, "Ada uang ku Rp 100 juta di BRI," kata Anna menirukan percakapan orang-orang yang baru dikenalnya itu.

Mobil kemudian berhenti di depan BRI wilayah Sarirejo, perempuan itu turun. Anna tetap di alam mobil bersama tiga laki-laki.

Beberapa menit berselang, perempuan itu masuk sambil membawa uang Rp 100 juta lalu menyerahkannya kepada si penanya alamat. Dia berjanji akan mengembalikannya Rp 150 juta.

"Lumayan, jadi bisa aku buka showroom lagi, ada modal ku Rp 50 juta," ucap Anna menirukan perempuan tanpa nama saat ditemui Kompas.com di kantor PBH DPC Peradi Medan pada Jumat (2/8/2019) lalu.

Baca juga: Wanita Paruh Baya Jadi Target Penipuan Modus Hipnotis Raja Minyak

Dibujuk dapat uang sekejap

Anna pun ditawari perempuan itu untuk mengikuti caranya yang dalam sekejap dapat Rp 50 juta, Anna mengangguk.

Mobil putar arah menuju rumah Anna untuk mengambil buku tabungan BNI dan BRI.
“Dibawa aku ke BRI Tanjungrejo, di situ aku udah gak tau lagi, ku pikir ke BRI Jamin Ginting. Cairlah uang di sana Rp 75 juta," ujar dia.

Dibujuk mencairkan deposito

Setelah itu, mereka menuju BNI di Universitas Sumatera Utara untuk mencairkan deposito. Anna bilang, pegawai bank sempat bertanya mengapa diambil karena belum jatuh tempo.

Perempuan tanpa nama itu yang menjawab, bahwa untuk membangun rumah, dan Anna membenarkan.

"Iya ku bilanglah, terus dicairkanlah Rp 250 juta," ungkapnya dengan mimik sendu.

Ditinggalkan di supermarket dan tersadar

Kembali menaiki mobil, kali ini komplotan yang sudah menguras semua uang Anna mengajaknya membeli buah karena pria yang mengaku pegawai bank itu lapar.

Mereka pergi ke supermarket buah dan sayuran di Tanjungrejo.

Di sana, Anna dibiarkan memilih buah sementara si perempuan permisi ke toilet. Lama ditunggu, perempuan itu tak muncul lagi.

Dia mencari-cari dan bertanya kepada semua orang, tapi semuanya menjawab dengan gelengan dan heran.

Barulah dia tersadar sudah ditipu. Bingung dan tak tahu harus berbuat apa menghantuinya. Kepada orang-orang yang mengerumuninya, Anna meminta tolong.

Setelah bertemu anaknya, Anna melaporkan kejadian ini ke Polsek Medan Sunggal.

Baca juga: Diduga Jadi Korban Hipnotis, Ibu Ini Beli Emas Palsu

ATM dipegang anak, bikin surat kehilangan ke polisi

Menurut Rumintang Naibaho, berdasarkan pengakuan Anna, selama di dalam mobil dirinya ditawari penukaran dollar untuk investasi yang meraup untung jutaan rupiah.

Para pelaku berusaha keras agar korban tergiur.

Soal buku tabungan yang diambil di rumah, kartu ATM-nya dipegang oleh anak Anna. Untuk melancarkan aksinya, pelaku mengajak Anna membuat surat kehilangan ke kantor polisi.

Surat keterangan hilang inilah yang dibawa ke bank untuk mencairkan semua tabungan dan deposito Anna.

"Perempuan itu, selalu mendampingi korban mulai dari mengambil buku tabungan di rumah, ke bank dan kantor polisi. Sepertinya para pelaku sangat lihai memainkan perannya," ucap Rumintang.

Modus bujukan investasi dollar

Diceritakan Rumintang, modus yang sama juga dilakukan para pelaku kepada korban Tredum Ginting.

Setelah mengirimkan uang kepada anaknya, korban ke luar dari bank dan ditemui seorang perempuan yang menyapa dan berbasa-basi seolah-olah sudah mengenal lama korban.

Tak lama datang laki-laki mengaku pegawai bank dan mengajaknya masuk ke mobil. Percakapan soal investasi dollar yang sangat menguntungkan akan didapat korban kalau dia mengambil semua tabungannya.

Entah tertarik atau terhipnotis, korban mengambil uangnya di Bank Permata cabang Iskandar Muda, sebanyak Rp 160 juta pun lenyap.

Cara meninggalkan korbannya pun sama, Tredum diajak membeli buah ke pasar Setiabudi, pelaku memberikan uang Rp 300.000 kepadanya. Saat korban asyik berbelanja, pelaku kabur.

"Kejadian ini sering terjadi di Kota Medan, kami harap polisi tidak membiarkannya karena dianggap kejadian biasa dan tidak perlu diperjuangkan. Uang yang dirampas pelaku adalah uang yang dikumpulkan para korban saat mereka masih muda. Raib dalam sehari..." tutur Rumintang. (MEI LEANDHA)

Baca juga: Sindikat Penipuan dan Hipnotis Hantui TKI di Sarawak

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com