Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fakta Kenangan Mbah Moen, Politik Tak Hanya Kepentingan Sesaat hingga Cintai NKRI

Kompas.com - 06/08/2019, 11:34 WIB
Michael Hangga Wismabrata

Editor

3. Hidupi politik Indonesia dengan rasa nasionalisme

Sosok Mbah Moen tak bisa dilepaskan saat keriuhan Pilpres 2019 lalu. Mbah Moen bertemu dua calon presiden, yaitu Joko Widodo dan Prabowo Subianto.

Prabowo bertemu Mbah Maimun pada 29 September 2018. Saat itu, Prabowo menolak kedatangannya ke Pesantren Al Anwar dikaitkan dengan Pilpres 2019.

Meski disambut hangat para santri, kedatangan Prabowo ke kiai kharismatik itu disebutnya untuk menjalin silaturahmi.

Sementara itu, Mbah Moen juga dekat dengan Presiden Joko Widodo. Mbah Maimun pernah mendoakan Jokowi dapat memimpin lebih baik pada periode kedua.

Presiden Jokowi bahkan mendapat kenangan kain sorban dari Mbah Moen, sebagai simbol restu dari para ulama.

Dilansir dari www.nu.or.id, Mbah Moen memiliki kiprah sebagai penggerak. Ia pernah menjadi anggota DPRD Rembang selama 7 tahun.

Selain itu, beliau juga pernah menjadi anggota MPR RI utusan Jawa Tengah. Kini, karena kedalaman ilmu dan kharismanya, Kiai Maimun Zubair diangkat sebagai Ketua Dewan Syuro Partai Persatuan Pembangunan (PPP).

Bagi Mbah Moen, politik bukanlah tentang kepentingan sesaat, akan tetapi sebagai kontribusi untuk mendialogkan Islam dan kebangsaan.

Baca juga: PPP: Kami Kehilangan Sosok Mbah Moen

4. Rujukan ulama untuk ilmu fiqh

Presiden Joko Widodo saat bersilaturahim dengan pimpinan Pondok Pesantren Al-Anwar Kiai Haji Maemoen Zubair di Rembang, Jawa Tengah, Jumat (1/2/2019).Fabian Januarius Kuwado Presiden Joko Widodo saat bersilaturahim dengan pimpinan Pondok Pesantren Al-Anwar Kiai Haji Maemoen Zubair di Rembang, Jawa Tengah, Jumat (1/2/2019).

Mbah Moen yang juga menjadi pengasuh Pondok Pesantren Al-Anwar, Sarang, Rembang, terkenal dengan keahlian dalam bidang fiqh.

Para ulama di mengakui kedalaman dan pengetahuan Mbah Moen tentang ilmu fiqh dan ushul fiqh.

Sementara itu, kabar meninggalnya Mbah Moen dibenarkan oleh Sekretaris Jenderal Partai Persatuan Pembangunan Arsul Sani.

"Iya, saya mendapat kabar dari Mekkah," ucap Arsul Sani saat dihubungi Kompas.com, Selasa pagi.

Baca juga: Mbah Maimun: Zaman "Now", Kiai Muda Harus Melek Teknologi

5. Dukungan Mbah Moen untuk kiai muda Indonesia

Ratusan santri dan kiai Nahdiyin Karawang melakukan longmarch untuk mendesak Fadli Zon meminta maaf secara langsung kepada Mbah Moen atau Maimun Zubair, seorang ulama Nahdatul Ulama (NU), Jumat (15/2/2019).KOMPAS.com/FARIDA FARHAN Ratusan santri dan kiai Nahdiyin Karawang melakukan longmarch untuk mendesak Fadli Zon meminta maaf secara langsung kepada Mbah Moen atau Maimun Zubair, seorang ulama Nahdatul Ulama (NU), Jumat (15/2/2019).
Sebagai sosok panutan bagi organisasi Nahdalatul Ulama dan petinggi Partai PPP, Mbah Moen mendorong para kiai muda untuk cinta NKRI.

Hal itu dikatakan oleh Mbah Maimun, panggilan akrab KH Maimun Zubair, di hadapan 300 kiai muda se-Jawa Tengah dalam acara Tabligh Akbar Maulid Nabi Muhammad SAW di Pondok Pesantren Wakaf Literasi Islam Indonesia (Wali), Candirejo, Tuntang, Kabupaten Semarang, Sabtu (2/12/2017) sore.

"Saya berharap agar kamu yang hadir saat ini selalu tanamkan pada dirimu dan pondokmu selalu cinta tanah air NKRI ini," ungkap Mbah Maimun, dikutip dari siaran pers Humas Ponpes Wali, Minggu (3/12/2017) siang.

Baca juga: Mbah Maimun Minta Kiai Muda Selalu Cinta NKRI dan Hormati Keberagaman

Sumber: KOMPAS.com (Syahrul Munir, Fabian Januarius Kuwado, Angga Setiawan)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com