Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Wabup Sumenep Ganti Tunggangan Moge ke Motor Trail, Sempat Alami Trauma hingga Sensasi Berbeda

Kompas.com - 06/08/2019, 07:10 WIB
Taufiqurrahman,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

"Saat saya pamit pulang, saya tanya ke warga siapa dirinya. Warga bilang, mirip Pak Fauzi. Tapi, kalau Pak Fauzi kok lesehan di sawah, makan di rumah warga dan bantu warga gotong royong. Baru saya perkenalkan siapa saya. Di situlah terjadi momen keakraban dengan masyarakat, kita saling berpelukan. Bahkan ada yang menangis karena sudah merasa dibantu dan didengar aspirasinya," imbunya.

Baca juga: Menteri Jokowi Ini Ikut Terjangkiti Hobi Motor Custom

Situasi penuh haru semacam itu, selalu diceritakan Fauzi kepada istrinya setelah pulang touring. Sehingga membuat hati isterinya terketuk untuk ikutan touring, ikut merasakan keharuan bersama masyarakat kecil di bawah.

Namun, Fauzi melarangnya karena medan yang dilalui berbahaya bagi seorang perempuan. Istrinya, selalu mendukung Fauzi saat touring ke pelosok bersama rekan-rekannya.

"Kalau mau berangkat touring, bekal istri hanya doa dan pesan agar hati-hati agar tidak jatuh seperti yang dialami oleh mantan Bupati Bangkalan dan Pamekasan beberapa tahun lalu, yang menyebabkan patah tulang dan cidera serius," kata Fauzi.

Jatuh cinta dengan Honda CRV 150 cc

Sejauh ini, Fauzi belum berfikir untuk beralih hati ke motor yang lain. Meskipun Pemkab Sumenep sudah menyiapkan satu motor untuk dirinya, namun motor trail Honda CRV 150 cc sudah sangat cocok dengan kondisi dan kemampuan dirinya.

Di samping itu, motor yang dibeli dari salah satu temannya itu, tidak memerlukan biaya perawatan yang besar seperti waktu dirinya memelihara moge dulu.

Perawatan motornya, hanya rutin bulanan seperti ganti pelumas, ganti ban dan sparepart lainnya yang harganya tidak bikin kepala pusing.

Pernah suatu kesempatan, Fauzi ditawari motor baru KTM 250 cc. Ketika ditunggangi, sulit bagi pria yang baru ditunjuk sebagai Ketua DPC PDIP Kabupaten Sumenep ini, untuk dikendalikan. Bodi motor lebih bongsor dan lebih gesit dari motor trail kepunyaannya.

"Sementara ini, Honda CRV 150 cc ini yang pas ke saya. Kalau yang 250 cc, biar teman-teman yang lain saja atau untuk pembalap profesional saja yang pakai. Kawasaki KLX yang dibelikan Pemda, sering tidak saya pakai. Meskipun ikut dibawa sebagai cadangan saat touring karena kawatir punya saya terjadi trouble," terangnya.

Baca juga: Caleg Biker Ini Hanya Touring dan Bukan Kampanye, tetapi Justru Lolos...

Menghindari jalur ekstrem

Ngetrail, bagi Fauzi, selain membantu mempermudah komunikasi dengan masyarakat, juga jadi ajang menambah persahabatan antar komunitas trail di beberapa daerah. Seperti komunitas trail Pamekasan dan daerah lainnya.

Terkadang, antara kabupaten mengadakan latihan bersama (Latber) di salah satu sirkuit atau medan-medan ekstrim.

Namun, untuk Latber di medan ekstrem, Fauzi lebih sering tidak mengikuti jalur. Bersama rekan-rekan yang lain, Fauzi membedah jalur alternatif yang tidak begitu membahayakan bagi dirinya.

"Kalau saya jatuh sampai patah tulang, saya bisa bisa merepotkan masyarakat karena pekerjaan saya terhambat untuk melayani masyarakat. Jadi, kalau Latber, saya menghindari jalur ekstrem," ungkapnya.

Baca juga: Cerita Biker Kawasaki Z250 Antar Gratis Penumpang Korban Demo Angkot di Bogor

Adapun penjelajahan paling jauh yang ditempuh pria yang juga direktur utama PT Karin Disni Jaya ini, baru sampai gunung Bromo Probolinggo.

Selebihnya, hanya lintas kabupaten di Madura saja. Keterbatasan waktu dan kesempatan, menjadi alasan bagi Fauzi untuk sering menjelajah trailnya di daerah lain.

"Kalaupun ada kesempatan untuk komunitas trail, tidak selalu berkaitan dengan menjelajah pakai motor. Ada kegiatan lainnya seperti pengajian, nyanyi bersama, makan-makan dan ngopi bersama sambil berbagi ilmu tentang perkembangan dunia motor trail," terang pembina Terrak Trail Advanture Sumenep ini. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com