Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER NUSANTARA] Jokowi Beli Sapi Kurban 1 Ton Seharga Rp 85 Juta | Mahasiswa Termuda UGM Berusia 15 Tahun

Kompas.com - 06/08/2019, 07:10 WIB
Candra Setia Budi

Editor


KOMPAS.com – Untuk ketiga kalinya Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali menyumbangkan satu ekor sapi kurban berbobot satu ton lebih untuk kaum dhuafa dan fakir miskin di Sulawesi Barat.

Tidak tanggung-tanggung, pada Idul Adha tahun ini Jokowi membeli seekor sapi kurban seharga Rp 85 juta.

Sapi kurban milik Jokowi yang dibeli dari seorang peternak sapi di lingkungan Ujung baru, Kelurahan Sidodadi, Kecamatan Wonomulyo, Kabupaten Polewali Mandar, Sulbar, kini dijaga dan dirawat intensif oleh pemiliknya.

Berita tentang sapi kurban 1 ton yang dibeli Jokowi seharga Rp 85 juta menjadi perhatian banyak pembaca

Sementara itu, berita kisah mahasiswa UGM berusia 15 tahun, ingin sekolah regular hingga masuk SD usia 5 tahun juga tak kalah menjadi sorotan pembaca.

Bhagas Nakshatrasakti, mahasiswa baru termuda UGM tahun 2019 ternyata masuk SD di usia 5 tahun.

Saat duduk di kelas IV SD, anak pasangan Raski Pungkasari dan Bayu Wisanto Gunawan Notomo ditawari untuk mengikuti program akselerasi.

Program akselerasi tersebut berlanjut hingga ke bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP).

Namun setelah lulus SMP, Bhagas tidak meneruskan program tersebut dan melanjutkan ke SMA Al Izhar, Pondok Labu, Jakarta Selatan.

Berikut ini 5 berita populer nusantara selengkapnya:

1. Jokowi beli sapi kurban 1 ton seharga Rp 85 juta

Sapi Jenis Simental Berbobot Satu Ton Lebih Dibeli Presiden Jokowi Rp 85 JutaKOMPAS.com/JUNAEDI Sapi Jenis Simental Berbobot Satu Ton Lebih Dibeli Presiden Jokowi Rp 85 Juta

Sapi kurban milik Jokowi yang dibeli dari seorang peternak sapi di lingkungan Ujung baru, Kelurahan Sidodadi, Kecamatan Wonomulyo, Kabupaten Polewali Mandar, Sulbar, kini dijaga dan dirawat intensif oleh pemiliknya.

Sapi yang dibeli Jokowi memiliki panjang dua meter dan berusia tiga tahun lebih. Karena tubuhnya yang super jumbo, sapi ini diberi nama mirip petinju legendari Mike Tyson.

Menurut Abdul Rahim sang pemilik sapi, nama Tyson ini sengaja diberi kepada sapinya sebab mereka sekeluarga adalah pencinta berat sama petinju legendaris Mike Tyson.

Untuk menjaga berat badannya tidak turun atau jatuh sakit, Tyson diberi perawatan khusus dengan memberi makanan sebanyak dua kali sehari dengan pakan rumput hijau dicampur ampas tahu dan batang pisang.

Selain itu sapi miliknya juga rutin dimandikan dua kali sehari yakni setiap pagi dan sore hari layaknya manusia.

“Setelah saya tahu Jokowi sering membeli sapi unggulan dengan harga mahal, sejak itu saya mulai merawat sapi saya hingga akhirnya alhamdulilah sapi saya bisa dibeli dengan harga mahal. Saya tentu senang dan bangga karena kalau dijual, biasa harganya tidak semahal itu,” jelas Abdul, Minggu (4/8/2019).

Baca juga: Ini Penampakan Sapi Kurban 1 Ton yang Dibeli Jokowi Seharga Rp 85 Juta

2. Mahasiswa termuda UGM 15 tahun ingin sekolah reguler

Bhagas Nakshatrasakti saat di pembukaan Pelatihan Pembelajar Sukses bagi Mahasiswa Baru (PPSMB) di Lapangan Grha Sabra Pramana UGMYUSTINUS WIJAYA KUSUMA Bhagas Nakshatrasakti saat di pembukaan Pelatihan Pembelajar Sukses bagi Mahasiswa Baru (PPSMB) di Lapangan Grha Sabra Pramana UGM

Bhagas bercerita kepada Kompas.com bahwa saat masih SMA dia mulai mengikuti misi budaya dan sering pentas di luar negeri.

“Saya sering pentas keluar negeri saat kelas X dan XI SMA, pentas memainkan alat musik perkusi," ungkap dia.

Selain itu, dia mengaku menyempatkan diri mengikuti berbagai kompetisi seperti matematika dan lain-lain.
Lulus SMA, Bhagas memilih kuliah di UGM dan masuk ke International Undergraduate Program (IUP) UGM, Fakultas Biologi.

Ia mengaku kuliah di Program IUP merupakan keinginannya sejak lama. Selain itu, ia bercita-cita menjadi seorang biotek engineering dan memiliki perusahaan sendiri.

"Biologi itu hal yang mendalami kehidupan dan membahas soal-soal dasar dari kehidupan tersebut," ujar dia.

Baca juga: Kisah Mahasiswa Termuda UGM Berusia 15 Tahun, Ingin Sekolah Reguler hingga Masuk SD Usia 5 Tahun

3. Pemimpin OPM masih berusia muda, ini tanggapan TNI

Egianus Kogoya (Dilingkari) yang merupakan Pimpinan OPM di Kabupaten Nduga, PapuaDok Istimewa Egianus Kogoya (Dilingkari) yang merupakan Pimpinan OPM di Kabupaten Nduga, Papua

Beberapa waktu lalu, pemimpinan Organisas Papua Merdeka (OPM) di Kabupaten Nduga, Papua, Egianus Kogoya disebut masih berusia 17-18 tahun.

Hal itu disampaikan oleh Victor Mambor, jurnalis senior di Papua yang mengaku sempat bertemua Egianus Kogoya pada Januari 2019 di Distrik Mbua.

Menanggapi hal tersebut, Kodam XVII/Cenderawasih menilai hal tersebut tidak mungkin karena mayoritas anggota OPM usianya jauh di atas itu.

"Kalau sosoknya (Egianus Kogoya) seperti umur 17-18 tahun, secara tinjauan psikologis, usia 17-18 itu tidak mempunyai kemampuan untuk memimpin orang-orang yang usianya jauh di atas," ujar Wakapendam XVII/Cenderawasih, Letkol Inf Dax Sianturi, di Jayapura, Senin (5/8/2019).

Sosok Eginaus dianggap sebagai orang yang paling bertanggung jawab terhadap setiap aksi penembakan yang terjadi di Nduga.

Baca juga: Egianus Kogoya Disebut Masih Remaja, Ini Tanggapan TNI

4. Bupati Solok Selatan kembalikan statsu CPNS Drg Romi

DrG Romi Syofpa Ismael (ketiga kiri) didampingi anggota Komisi VIII  DPR Rieke Diah Pitaloka (kedua kiri) berjalan untuk menemui Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo di Jakarta, Rabu (31/7/2019). Romi yang sebelumnya gagal lolos CPNS meski menduduki peringkat pertama saat tes di Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat itu mengadu ke Mendagri untuk mencari keadilan bagi dirinya.ANTARA FOTO/ADITYA PRADANA PUTRA DrG Romi Syofpa Ismael (ketiga kiri) didampingi anggota Komisi VIII DPR Rieke Diah Pitaloka (kedua kiri) berjalan untuk menemui Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo di Jakarta, Rabu (31/7/2019). Romi yang sebelumnya gagal lolos CPNS meski menduduki peringkat pertama saat tes di Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat itu mengadu ke Mendagri untuk mencari keadilan bagi dirinya.

Pengangkatan dokter gigi Romi Syofpa Ismael menjadi calon pegawai negeri sipil menemui titik terang. Rencananya, Romi akan ditempatkan di RSUD di daerah asalnya, Solok Selatan.

Bupati Solok Selatan Muzni Zakaria mengatakan, hal ini didasari pertimbangan kondisi kesehatan Romi dan kondisi RSUD yang berada di pusat kota.

Hal tersebut ia sampaikan seusai bertemu dengan Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN-RB) Syafruddin.

"Rencana kami mau mendaftarkan di RSUD karena berada di pusat kota dan ramai sehingga memudahkan drg Romi untuk beraktivitas," ujar Muzni sebagaimana dikutip dari siaran pers Kementerian PAN-RB, Senin (5/8/2019).

Baca juga: Bupati Solok Selatan Kembalikan Status CPNS Drg Romi, Akan Ditempatkan di RSUD

5. Khalil teman tuli ynag terpilih jadi ajudan Ridwan Kamil

khalil Ibrohim (22), teman tuli yang jadi salah satu peserta Jabar Future Leader yang berkesempatan menjadi ajudan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil selama sepekan.KOMPAS.com/DENDI RAMDHANI khalil Ibrohim (22), teman tuli yang jadi salah satu peserta Jabar Future Leader yang berkesempatan menjadi ajudan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil selama sepekan.

"Menerima situasi yang suram adalah hal yang wajib untuk dilakukan. Bagaimanapun, menyerah pada mimpi kita adalah hal yang haram untuk dilakukan" - Surya Sahetapy, aktivis teman tuli.

Kalimat itu menancap diingatan Khalil Ibrohim (22), teman tuli yang menjadi satu dari 30 lulusan program Jabar Future Leader (JFL).

Mereka secara bergiliran berkesempatan menjadi ajudan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil selama sepekan.

Pemuda yang kini berkuliah di Universitas Widyatama Bandung itu mantap mengikuti seleksi setelah Ridwan Kamil mengumumkan program itu awal tahun lalu.

Sebelum dinyatakan lolos, Khalil mengaku cukup kesulitan dalam membuat materi presentasi video yang jadi salah satu syarat mengikuti program itu. Setelah dibantu beberapa rekannya, ia pun membuat video berdurasi pendek dengan membawa konten seputar hak kaum difabel.

"Presentasi tentang aksesbilitas advokasi untuk teman disabilitas di bidang pendidikan dan pelayanan umum lainnya seperti keagamaan, infrastruktur. Contohnya banyak trotoar yang sulit untuk pengguna kursi roda," kata Khalil saat ditemui Kompas.com di Gedung Pakuan, Sabtu (3/8/2019).

Baca juga: Kisah Khalil, Teman Tuli yang Terpilih Jadi Ajudan Ridwan Kamil

Sumber: KOMPAS.com (Junaiedi, Rachmawati, Dhias Suwandi, Ambaranie Nadia Kemala Movanita, Dendi Ramdhani)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com