Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Cak Luk Seniman Jombang, Melestarikan Ludruk Agar Tak Punah Lewat Lukisan

Kompas.com - 04/08/2019, 08:10 WIB
Moh. SyafiĆ­,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

"Kalau tidak salah, Lerok itu tahun 1908. Pak Santik yang mengawalinya," ungkapnya.

Lalu, sosok dalam lukisan kedua adalah sosok pemain kesenian Besut atau Lerok Besut. Sosok dimaksud adalah 'Man Gondo' yang diperankan oleh Pak Amir.

Tokoh pemain kesenian Besut ini berasal Desa Plandi, Kecamatan Jombang, Kabupaten Jombang.

Baca juga: Pentingnya Hak Cipta untuk Lindungi Kesenian Tradisional

Berikutnya pada lukisan ketiga, digambarkan sosok Rusmini dalam cerita Besut. Pada lukisan itu digambarkan Rusmini diperankan oleh pria bernama Pak Pono.

Pada lukisan keempat, Lukmanul Hakim menggambarkan sebuah pementasan Ludruk yang dilengkapi dengan Tari Remo, musik, maupun dagelan, saat tampil dihadapan pejabat Pemerintah Kolonial Belanda.

Lukisan tersebut, menurut Lukmanul Hakim, merupakan ilustrasi bahwa pada periode itulah muncul istilah kesenian Ludruk yang terkenal hingga kini.

"Dari runtutan cerita, peristiwa saat diundang oleh Pemerintah Kolonial Belanda itu yang akhirnya memunculkan istilah Ludruk," kata Cak Luk.

Sementara pada lukisan kelima, dimunculkan sosok Kartolo atau Cak Kartolo. Munculnya sosok Kartolo, ungkap Cak Luk, sebab tokoh ini menjadi pelaku ludruk pada era kekinian.

Baca juga: Cerita Anak Tukang Rongsok Ubah Limbah Plastik Jadi Lukisan Nissa Sabyan, Sempat Gagal Berkali-kali

Dipamerkan di Balai Kartini

Jika dirangkai, kelima lukisan karya Lukmanul Hakim menggambarkan metamorfosa kesenian warisan budaya nusantara dari asalnya Lerok, Besut hingga menjadi kesenian Ludruk.

Pelukis yang pernah menjadi guru ini mengatakan, kelima lukisannya akan dibawa ke acara pameran lukisan pada ajang Painting Exhibition Lokal Wisdom 2, di Balai Budaya Jakarta, 4 hingga 12 Agustus 2019.

Mengingat sejarah panjang kesenian Ludruk, bapak dua anak ini berharap agar Ludruk sebagai kesenian warisan budaya nusantara bisa dilestarikan.

"Kita perlu berjuang bersama-sama agar Ludruk tidak sampai punah," ujar Cak Luk.

Baca juga: Saat Pertemuan Jokowi dan Prabowo Diabadikan dalam Lukisan Seharga Rp 10 Juta...

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com