PEKANBARU, KOMPAS.com - Kabut asap kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Kota Pekanbaru, Riau, belum berkurang hingga Rabu (31/7/2019). Sejumlah warga di Kota Madani tersebut sudah merasakan dampaknya.
Berdasarkan data dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru, terpantau ada dua wilayah yang cukup parah terpapar asap, sehingga membuat jarak pandang makin terbatas.
"Pantauan kami pukul 07.00 WIB, jarak pandang di Pekanbaru 3 kilometer (asap) dan wilayah Kabupaten Pelalawan jarak pandang 2 kilometer (asap)," kata Prakirawan BMKG Stasiun Pekanbaru Mia Vadilla dalam keterangan yang diterima Kompas.com, Rabu.
Baca juga: Cerita Tim Manggala Agni 3 Jam Dikepung Kabut Asap Saat Pemadamkan Karhutla
Sementara itu, menurut Mia, berdasarkan pantau satelit, jumlah titik panas atau hotspot di Riau terdeteksi 10 titik.
"Hotspot ada 10 titik, tersebar di Kabupaten Pelalawan 4 titik, Indragiri Hilir 3 titik, Kampar 1 titik, Rokan Hilir 1 titik dan Indragiri Hulu 1 titik," sebut Mia.
Sedangkan, nilai titik panas di atas 70 persen, menurut Mia, tercatat 5 titik yang tersebar di Kabupaten Indragiri Hilir 3 titik, Pelalawan 1 titik dan Rokan Hilir juga 1 titik.
Sementara itu, dampak kabut asap karhutla ini sudah mulai dirasakan oleh sejumlah warga Pekanbaru. Untuk antisipasi penyakit pernapasan, warga sudah banyak yang memakai masker.
Baca juga: Aktivitas Belajar di Sekolah Ini Terpaksa Dihentikan akibat Kabut Asap
Salah satu warga di Kecamatan Tampan, Nita (45) mengaku sesak napas karena menghirup asap saat berada di luar rumah.
"Sudah terasa sesak karena asap ini, makanya saya pakai masker," ujar Nita saat ditemui di pinggir Jalan HR Soebrantas, Kecamatan Tampan, Pekanbaru, Rabu.
Nita mengaku merasakan sesak napas sejak Selasa kemarin, saat ia hendak bepergian.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan