Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Tim Manggala Agni 3 Jam Dikepung Kabut Asap Saat Pemadamkan Karhutla

Kompas.com - 31/07/2019, 07:30 WIB
Idon Tanjung,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

PEKANBARU, KOMPAS.com - Pemadaman api kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Desa Penarikan, Kecamatan Langgam, Kabupaten Pelalawan, Riau, sangat sulit dilakukan, Selasa (30/7/2019).

Bahkan, tim Manggala Agni Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Daops Rengat sampai kewalahan karena dikepung kabut asap.

Tim Manggala Agni Daops Rengat sudah empat hari melakukan pemadaman bencana kebakaran lahan gambut di Desa Penarikan.

Cukup banyak kendala yang dihadapi saat petugas berjibaku memadamkan si jago merah di lahan gambut semak belukar itu.

Baca juga: Menteri LHK: Titik Api Karhutla Terus Bertambah, Tiap Hari Saya Deg-degan...

"Tadi kami dikepung kabut asap dari jam 10 sampai jam 12 siang. Kami sangat kewalahan," kata Rio M Tambunan selaku komandan tim pemadam Manggala Agni Daops Rengat, saat berbincang dengan Kompas.com, Selasa.

Dia melanjutkan, saat itu tim sedang melakukan pemadaman, tiba-tiba angin bertiup kencang yang membawa asap ke arah petugas.

Pada saat dikepung kabut asap, petugas menyemprotkan air ke atas supaya tidak lemas ataupun sesak.

"Kami pemadaman menggunakan mesin pompa air. Jadi pas dikepung asap, air kami sebar ke atas agar asap hilang," ujar Rio.

Baca juga: 4 Fakta Karhutla Riau, Api Tak Kunjung Padam hingga 4 Wilayah Terpapar Kabut Asap

Selama lebih kurang tiga jam dikepung asap, tambah dia, pemadaman tetap dilanjutkan menjelang jam makan siang.

"Alhamdulillah, pukul 14.00 WIB kobaran api dapat kami redam," sebutnya.

Selain sulit memadamkan api, akui Rio, petugas juga kesulitan menuju ke lokasi. Bahkan, petugas harus menempuh jalur darat dan air.

"Kami jalan kaki sejauh 500 meter membawa peralatan pemadam ke titik api. Menempuh semak belukar. Kemudian ada juga melewati sungai dengan sampan untuk melansir alat ke lokasi," kata Rio.

Dia mengatakan, pemadaman sulit dilakukan juga karena cuaca sangat panas. Selain sengatan matahari, ditambah lagi panas api kebakaran.

Baca juga: Cerita Tim Manggala Agni Padamkan Karhutla Riau: Pinjam Sampan Warga Demi Tembus Lokasi hingga Berpindah-pindah Cari Kepala Api

 

Kabut asap pekat

Di lokasi kebakaran lahan ini, kabut asap sangat pekat. Sebagian asap mengarah ke atas, dan ada juga yang menyebar di lokasi.

"Di sini gambut kedalamannya mencapai tiga sampai empat meter. Jadi api yang ada di dalam gambut mengeluarkan asap cukup parah," kata Rio.

Meski penuh rintangan, sambung dia, pemadaman terus dilakukan semaksimal mungkin bersama petugas gabungan lainnya, supaya asap tidak berdampak ke lingkungan masyarakat.

"Kita pemadaman bersama TNI, Polri, BPBD, masyarakat peduli api (MPA) dan dibantu juga sama perusahaan swasta," sebut Rio.

Petugas pulang dari lokasi karhutla pukul 17.00 WIB. Pemadaman akan dilanjutkan keesokan harinya.

Baca juga: Kabut Asap Selimuti Pekanbaru, Jarak Pandang 3 Km, Belum Menyebar ke Singapura dan Malaysia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com