Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bayi Kembar Siam Adam dan Malik Selesai Dioperasi, Bagaimana Kondisinya?

Kompas.com - 25/07/2019, 07:00 WIB
Kontributor Medan, Mei Leandha,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi

MEDAN, KOMPAS.com - Tepat di peringatan Hari Anak Indonesia, bayi kembar siam Adam dan Malik menjalani operasi pemisahan di Rumah Sakit Umum Pemerintah Haji Adam Malik (RSUPHAM) Medan.

Operasi yang dimulai pada Selasa (23/7/2019) pagi, berlangsung hampir empat jam. Operasi yang ditangani tim dokter yang mumpuni tersebut berjalan lancar.

Kepada wartawan, Ayah Adam dan Malik, Juliadi Silitonga, mengucapkan syukur dan terima kasih. Petani dari Desa Manalu Purba, Kecamatan Parmonangan, Kabupaten Tapanuli Utara, Sumatera Utara, tersebut terutama mengucapkan terima kasih kepada dokter.

“Terima kasih dokter dan semuanya, sudah bantu Adam dan Malik," kata Adam yang sudah hampir 8 bulan mendampingi kedua anaknya dirawat di Rumah Sakit, Rabu (24/7/2019).

Kepala Sub Bagian Humas RSUPHAM Medan Rosario Dorothy Simanjuntak membenarkan soal selesainya operasi bayi berumur tujuh bulan itu. Katanya, saat ini Adam dan Malik keadaannya cukup stabil dan dokter sedang maintain kondisinya.

"Kami berharap kondisi Adam dan Malik ada progress setiap harinya. Sejauh ini sih, semua masih sesuai yang diharapkan, belum ada kendala-kendala yang di luar prediksi," kata Rosario.

Sempat melalui masa sulit

Ketua tim dokter Guslihan Dasa Tjipta mengatakan, temperatur kedua bayi normal. Kemudian, denyut jantung juga cukup bagus. Menurut Guslihan, tim dokter akan melakukan evaluasi selama tiga hari.

Meski demikian, menurut Muslihan, operasi sempat melewati masa sulit, karena hati kedua bayi menyatu.

Menurut Guslihan, jika tidak berhati-hati, kedua bayi bisa berpotensi mengalami pendarahan. 

Meski dalam kondisi yang cukup stabil, keduanya masih melewati masa kritis. Menurut Guslihan, masa kritis biasanya berlangsung mulai tiga sampai lima hari pasca operasi.

Setelah itu, masuk masa pemulihan selama satu hingga dua bulan. Menurut Guslihan, asupan nutrisi memengaruhi kondisi pemulihan ini, sehingga orangtua diwajibkan memahami kebutuhan anaknya.

“Kami takut nanti sewaktu dibawa ke kampung. Makanya perlu disosialisasikan dulu sama orangtua Adam dan Malik," kata Guslihan.

Orangtua Adam dan Malik, Juliadi Silitonga (29) dan Nurida Sihombing (25), sudah ingin cepat-cepat pulang, karena dua anaknya yang lain tak sabar menunggu.

Perjuangan Juliadi saat merawat anaknya di Medan layak dijadikan panutan. Untuk menutupi kebutuhan sehari-hari, dia bekerja di toko perabot.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com